Analisis: Utang Amerika dan Krisis Perbankan Jadi Faktor Harga Bitcoin Turun
Pergerakan harga Bitcoin (BTC) sempat tembus ke level US$28.000
pasca perilisan data Consumer Price Index (CPI) pada Kamis (11/5/2023)
dinihari. Tingkat inflasi tahunan AS akhirnya mengalami pelambatan menjadi 4,9%
pada April 2023. Ini menjadi kabar baik karena mengalami penurunan dibanding
bulan Maret lalu, ketika CPI mencapai 5%.
Meskipun data CPI terbaru menunjukkan inflasi yang melambat,
harga kripto tetap mengalami tekanan penurunan hingga Jumat (12/5/2023) siang
bahkan Bitcoin turun diperdagangkan di bawah US$ 27.000. Apa penyebabnya?
Trader Eksternal Tokocrypto Fyqieh Fachrur menjelaskan,
penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi harga aset
kripto di semua pasar, termasuk krisis perbankan yang sedang berlangsung dan
ancaman gagal bayar utang oleh pemerintah Amerika Serikat.
“Laporan CPI AS memberikan dukungan BTC singkat, sentimen
terhadap kebijakan moneter The Fed dan berita tentang penjualan BTC oleh
Pemerintah AS membebani selera investor. Tercatat wallet diduga milik
pemerintah AS telah menjual 9.800 Bitcoin yang berasal dari hasil sitaan dark
web Silk Road oleh pemerintah AS,” jelas Fyqieh.
Walau demikian, lanjut Fyqieh, kebenaran aksi jual oleh
pemerintah AS ini masih diragukan. Di samping itu langkah The Fed selanjutnya
setelah rilis data CPI April masih membayangi investor kripto.
Menurut CME FedWatch Tool, kemungkinan kenaikan suku bunga
Juni sebesar 25 basis poin turun dari 21,2% menjadi 5,0% sebagai respons
terhadap Laporan CPI. Namun, peluang penurunan suku bunga Juni tetap di 0%.
Meskipun tingkat inflasi AS bulan April membaik, namun
inflasi utama masih jauh dari target The Fed 2%. Inflasi inti sesuai
ekspektasi, mencapai 5,5% per tahun dan naik 0,4% setiap bulan.
“Bila level inflasi terus menurun, hal ini juga dapat
menjadi sinyal kebijakan suku bunga yang diyakini akan di-pause pada Juni, dan
bisa jadi berbalik arah mendorong harga Bitcoin dan pasar kripto keseluruhan,”
tutur Fyqieh.
Analisis Bitcoin
Bitcoin (BTC) menghadapi tekanan jual sepanjang dua hari
terakhir. Harganya turun dari level tertinggi harian sebesar US$27.735 menjadi
terendah sebesar US$26.650.
Fyqieh memprediksi bahwa nantinya akan kerugian besar di
kalangan investor, hingga mencapai level support berikutnya sekitar US$25.000.
Analis teknikal memperlihatkan harga kontrak berjangka Bitcoin bulan Mei
melemah, mencerminkan kesulitan yang dihadapi oleh kripto utama ini.
“Harga BTC saat ini bergerak dalam tren penurunan secara
perlahan, memberikan keuntungan teknis jangka pendek yang sedikit bagi para trader
jika terjadi kenaikan. Investor perlu waspada dan wait and see untuk memutuskan
melakukan penjualan atau pembelian Bitcoin di posisi saat ini,” saran Fyqieh.
Bitcoin perlu bergerak melalui pivot US$27.155 untuk
menargetkan Level Perlawanan Utama Pertama (R1) di US$27.515. Pengembalian ke
level $27.500 akan menandakan sesi bullish yang diperpanjang.
Jika reli diperpanjang, BTC kemungkinan akan menguji Level Resistensi Utama Kedua (R2) di US$28.014. Level Perlawanan Utama Ketiga (R3) berada di US$28.873. Namun, jika gagal akan menuju level support terdekat di $26.656 dan terjauh dalam rentang saat ini di US$25.437.