Sesuai Ekspektasi, Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan BI7DRR di 5,75 Persen

Sesuai Ekspektasi, Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan BI7DRR di 5,75 Persen

Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga BI7DRR ( BI-7 Day Reverse Repo Rate) sesuai dengan ekspektasi DBS Group Research, seiring dengan meredanya risiko inflasi dan kekhawatiran akan volatilitas mata uang. 

Komentar terhadap kebijakan menekankan bahwa tindakan yang diambil hingga saat ini membantu menjaga ekspektasi inflasi, dan bahwa kebijakan tersebut ‘memadai’ untuk menjaga Indeks Harga Konsumen (IHK) inti sesuai target. 

Kenaikan 225 bps secara kumulatif sejak paruh kedua tahun 2022 telah mendorong suku bunga acuan riil kembali ke wilayah positif setelah sepuluh bulan. DBS Group Research memperkirakan suku bunga Bank Indonesia akan tetap dipertahankan di bulan Maret.

Iklim positif ini juga diprediksikan pengaruh pengusulan kembali Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo untuk masa jabatan kedua. Hal ini disinyalir dapat memberikan stabilitas berkat kontinuitas kebijakan sebelumnya serta kemampuan Perry dalam pasar domestik dan internasional. 

BI memperkirakan mata uang rupiah akan menguat karena fundamental yang lebih baik, termasuk pertumbuhan yang kuat, inflasi yang rendah, dan imbal hasil riil yang menarik. 

Selain itu, respon terhadap perubahan kebijakan The Fed diperkirakan akan mengalami penyesuaian melalui Operation Twist, yaitu merefleksikan premi suku bunga AS-Indonesia pada ujung pendek kurva, sambil menjaga kestabilan jangka panjang untuk mencegah peningkatan tajam pada biaya pembiayaan. 

Asumsi dasar BI telah memperhitungkan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan The Fed. Upaya intervensi kemungkinan besar akan menjadi garis pertahanan pertama terhadap tekanan yang dihasilkan terhadap rupiah, sebelum meninjau kembali perlunya kenaikan suku bunga tambahan.

 

Langkah Menarik Penghasilan Valas

DBS Group Research menilai kebijakan baru pendapatan ekspor BI kemungkinan akan diberlakukan mulai bulan Maret, ditandai dengan diperkenalkannya perangkat untuk menarik pendapatan valas eksportir ke pasar domestik. 

Bank domestik akan diminta untuk memobilisasi arus tersebut dari eksportir, dan pada gilirannya parkir dengan BI (yang akan diinvestasikan di pasar luar negeri, sebagai bagian dari cadangan). 

Perry meyakinkan bahwa suku bunga kompetitif akan diberikan untuk instrumen deposito berjangka ini untuk mendorong arus masuk, dan kemungkinan akan berada dalam tenor 1, 3, 6 bulan, dengan kemungkinan bahwa deposito bernilai besar dapat menarik pengembalian yang lebih tinggi. 

Pihak berwenang menambahkan bahwa keputusan terkait apakah membuat konversi pendapatan  ekspor ini sebagai kewajiban masih berlangsung. Untuk saat ini, hal tersebut akan bergantung pada mekanisme pasar untuk menarik arus balik. 

Sebelumnya ada indikasi bahwa pelaku sektor manufaktur akan diminta untuk bergabung dengan industri sumber daya (pertambangan, perkebunan, kehutanan, dll.) untuk mengarahkan pendapatan valas mereka ke dalam negeri. 

Market chatter juga menyatakan bahwa eksportir mungkin diminta untuk mempertahankan setidaknya 30% dari hasil di darat selama tiga bulan di pasar dalam negeri. 


Ichwan Hasanudin
ichwan.hasanudin
March 7, 2023, 8:50 a.m.

Comments

Please log in to leave a comment.