Strategi Investasi dan Bisnis di Tahun Kelinci Air

Strategi Investasi dan Bisnis di Tahun Kelinci Air

Di momentum Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh, Bank DBS Indonesia menggelar DBS Spring Festival di empat kota, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan bagi nasabah priority banking dan private banking. Acara ini memaparkan strategi investasi, industri-industri yang prospektif, serta faktor penting yang perlu menjadi perhatian saat berinvestasi dan berbisnis di tahun Kelinci Air.

Pemberian insights ini dimotori dengan dukungan analisis teknologi Artificial Intelligence (AI) dari dua sisi, yaitu data perkembangan pasar terkini dan customer modelling, di mana topik-topik yang disampaikan dalam tiap acara sudah dipersonalisasi agar relevan dan sesuai dengan profil risiko dan aspirasi masing-masing nasabah. 

“Kami siap mendukung nasabah untuk mengelola dan mengoptimalkan kekayaan agar yakin dan selalu terdepan dalam mengambil peluang, termasuk memanfaatkan aplikasi digibank by DBS yang mudah digunakan dan user-friendly untuk investasi dari mana saja dan kapan saja,” kata Director of Consumer Banking PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung.

Pada kesempatan tersebut, Feng Shui Consulting Indonesia Angelina Fang menjelaskan, tahun Kelinci Air digambarkan sebagai rumput yang hendak bertumbuh tapi berada dalam kabut sehingga masyarakat diimbau untuk adaptif dan bijak dalam mengambil keputusan investasi.

Strategi investasi 70/30 bisa menjadi pilihan: 70 persen kekayaan di produk-produk berisiko rendah, seperti obligasi, logam mulia, deposito, dan properti, serta 30 persen lainnya di produk-produk berisiko moderat, seperti reksa dana, saham, dan lainnya.

“Para nasabah juga dapat mulai berinvestasi di industri otomotif, elektronik, alat berat, fintech, emas dan perhiasan, serta telekomunikasi karena industri-industri ini diprediksikan akan memiliki potensi bisnis yang baik di 2023. Para nasabah dianjurkan untuk menghindari industri tekstil, kesehatan, perkebunan, dan perhutanan guna mengurangi risiko kerugian tahun ini,” jelasnya.

Acara ini digelar bersama dengan Manager Investasi (PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, PT Schroder Investment Indonesia, PT Bahana TCW Investment Management dan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen)

Hal itu sebagai sikap melihat perekonomian global yang dinamis, potensi resesi nasional, kenaikan suku bunga, perkembangan industri sektor energi, serta kondisi geopolitik diperkirakan akan memengaruhi pergerakan ekonomi Indonesia pada tahun 2023.


Ichwan Hasanudin
ichwan.hasanudin
Feb. 7, 2023, 9:12 a.m.

Comments

Please log in to leave a comment.