Memahami Cara Mengelola Keuangan ala Li Ka-Shing
Beberapa tahun lalu, nama Jack Ma begitu ramai dibicarakan
banyak orang. Sosoknya sangat menginspirasi banyak kalangan sebagai salah orang
terkaya di Asia. Namun Jauh sebelumnya, ada sosok lain yang juga juga masuk
dalam salah satu orang terkaya di Asia.
Namanya adalah Li Ka-Shing, seorang pengusaha asal Hongkong.
Kerja keras dan kepintaran dalam mengelola aset membuatnya dikenal sebagai
salah satu orang terkaya di Hongkong. Namun, ada pelajaran penting yang bisa
ditiru darinya, yakni bagaimana cara mengelola keuangan dan aset
miliknya?
Li Ka-Shing mengajarkan bahwa menjadi kaya bukan hanya
bagaimana mempunyai uang yang banyak dan aset yang melimpah. Namun, untuk
menjadi kaya yang perlu diketahui adalah cara mengelola keuangan dan kekayaan. Metode
mengelola keuangan ini dikenal dengan budgeting ala Li Ka-Shing.
Baca juga: Ini Penjelasan Sri Mulyani Soal Gaji Rp5
Juta Kena Pajak 5 Persen
Salah satu pelajaran pentingnya yaitu tentang rencana
keuangan selama lima tahun. Caranya adalah pendapatan yang diperoleh dibagi
menjadi lima kategori dana dengan persentase masing-masing 30 persen, 20
persen, 15 persen, 10 persen, dan 25 persen.
• Dana 30 Persen
Li Ka-Shing menyarankan dana sebesar 30 persen dari pendapatan
disiapkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apakah bisa? Tentu saja bisa,
asalkan cara mengatur pola hidup secara bijak dan sederhana.
• Dana 20 Persen
Dana 20 persen dari pendapatan disiapkan untuk
bersosialisasi dan membangun jaringan atau networking untuk mendapatkan peluang
baru. Li Ka-Shing menyarankan satu kali dalam sebulan untuk kita mengajak
kolega atau teman dan mentraktir makan siang ataupun makan malam.
Baca juga: Cara Menghitung Tarif Pajak Penghasilan
Orang Pribadi Terbaru
• Dana 15 Persen
Li Ka-Shing selalu menysihkan 15 persen dari pendapatannya
untuk pengembangan diri. Dana tersebut bisa digunakan untuk membeli buku,
mengikuti pelatihan atau seminar yang dapat memperluas wawasan dan mengasah
skill.
• Dana 10 Persen
Li Ka-Shing juga tidak lupa untuk liburan ternyata. Dia
menyisihkan 10 persen dari pendapatannya sebagai pos liburan. Dana ini bisa
dijadikan self reward atas kerja keras selama ini. liburan bisa direncanakan
setahun sekali agar bisa maksimal.
• Dana 25 Persen
Nah, sisa pendapatan bisa digunakan untuk investasi yang manfaatnya dapat dirasakan di masa depan. Berbeda dengan menabung, pilihlah investasi yang mampu memberikan keamanan finansial di masa mendatang.