Jaga Credit Score dan Cashflow Sebelum Mengajukan Kredit UMKM
UMKM sudah terbukti sebagai salah satu penopang perekonomian
Indonesia. Jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
setiap tahunnya terus bertumbuh. Hingga 2021, jumlah UMKM di Indonesia mencapai
lebih dari 65 juta usaha.
Untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan UMKM, kemudahan
akses pendanaan atau kredit dari lembaga jasa keuangan sangat diperlukan.
Bahkan pemerintah meminta perbankan untuk menambah kredit UMKM minimal 30 peren
pada 2024 mendatang.
Saat ini, ada sekitar 4,4 juta fasilitas kredit untuk UMKM
yang disediakan oleh lembaga jasa keuangan seperti perbankan, fintech, atau
perusahaan multifinance. Sayangnya, hanya 3,7 juta debitur UMKM yang
memanfaatkan akses pendanaan yang ada.
Baca juga: Bersiap Hadapi Resesi, Ini Strategi Perkuat Bisnis Tahun
2023
Direktur Komersial IdScore Wahyu Trenggono menjelaskan bahwa
fasilitas pendanaan tersebut diharapkan dapat memudahkan UMKM untuk memenuhi
kebutuhan modal demi memperluas skala bisnis mereka.
“Sebelum pengajuan pinjaman, penting untuk pelaku usaha
menjaga reputasi keuangannya, karena ini jadi salah satu tolak ukur lembaga
keuangan memberikan kredit,” kata Wahyu dalam webinar talkshow Kini Paham
Kredit #4 bertema Memenangi Persaingan Bisnis UMKM & Kemudahan Akses
Pendanaan.
Baca juga: Bisnis UMKM Tetap Tumbuh di Tengah Kenaikan Inflasi
Dia menambahkan, dalam pengajuan kredit, lembaga jasa
keuangan biasanya menggunakan indikator yang dikenal dengan 5C, yaitu character,
capacity, capital, condition, dan collateral. 5C ini biasa digunakan dalam
proses analisa kredit oleh lembaga jasa keuangan menjadi pertimbangan saat
memberikan KUR.
Credit score dapat memperlihatkan karakter atau kepribadian
calon debitur dalam menyelesaikan pembayaran cicilan. Umumnya angka ini
berkisar antara 250 hingga 900. “Semakin tinggi score, semakin rendah risiko
kreditnya,” ungkap Wahyu.
Menjaga Cashflow Bisnis
Pada kesempatan yang sama, Founder & Business
Development Director PT Sari Kreasi Boga Tbk dan NS Consulting Nilamsari
menilai, dalam proses mengembangkan sebuah usaha, salah satu faktor yang paling
penting adalah menjaga cashflow.
Menurutnya, cashflow diibartakan sebagai nyawa dari sebuah
usaha. Dengan menjaga cashflow, operasional bisnis bisa terjaga dan berjalan
baik. Oleh karena itu, cashflow perlu dijaga sebaik mungkin agar lancar dan
bisnis bisa berjalan lebih efektif.
Baca juga: Apindo: UMKM Harus Cepat Tanggap dan Ciptakan Pasar
“Setiap skala bisnis kecil, menengah maupun besar,
masing-masing juga membutuhkan dana yang sesuai. Semakin besar usaha yang
dikelola, semakin besar pula pengeluaran yang dibutuhkan. Oleh karena itu,
sejak awal saya jaga credit score pribadi maupun badan usaha agar saat ingin
mengajukan pinjaman, tidak perlu kuatir,” jelas Nilam.
Nilamsari mengakui, untuk menakses credit score dan riwayat kredit sekarang ini sudah sangat mudah. “Dengan fasilitas pendanaan yang diperluas, ditambah kita bisa mengecek reputasi keuangan sebelum mengajukan kredit, hal ini harusnya bisa jadi peluang untuk kita para pelaku usaha mengembangkan bisnis dengan strategi yang matang,” tambahnya.