Bank DKI Catat Pertumbuhan Kredit 26,82% dan Laba Bersih 28,83%
Laba bersih Bank DKI mencatatkan
pertumbuhan sebesar 28,83% (yoy), dari semula sebesar Rp564 miliar pada
September 2021, menjadi sebesar Rp726 miliar pada September 2022. Selain laba
bersih, Bank DKI juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 26,82% (yoy), dari
sebelumnya Rp36,9 triliun di September 2021 menjadi Rp46,7 triliun pada
September 2022.
Demikian disampaikan Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy
dalam keterangan tertulisnya. Selain laba bersih, Bank DKI juga mencatatkan
pertumbuhan kredit sebesar 26,82% (yoy), dari sebelumnya Rp36,9 triliun di
September 2021 menjadi Rp46,7 triliun pada September 2022.
Pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan perbaikan
kualitas aset yang ditandai dengan penurunan rasio Non-Performing Loan (NPL) gross dari
semula 2,93% pada September 2021, menjadi 1,81% pada September 2022
dengan Loan at Risk (LAR) 13,68% yang sebelumnya 17,32% di periode
sama tahun lalu.
Baca juga: Bank DKI Terapkan Transaksi
Digital di Pasar Rumput Jakarta Selatan
Di tengah ketatnya persaingan perbankan dalam menghimpun
Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank DKI tetap mampu mencatatkan pertumbuhan DPK
sebesar 29,51%, dari semula sebesar Rp47,1 triliun pada September 2021, menjadi
sebesar Rp60,9 triliun pada September 2022.
Berbagai pencapaian kinerja tersebut mendorong peningkatan
total aset sebesar 26,90% dari semula Rp59,29 triliun pada September 2021,
menjadi Rp75,24 triliun pada September 2022.
Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI Romy Wijayanto
menjelaskan, pencapaian pertumbuhan kredit didorong oleh pertumbuhan sejumlah
segmen kredit secara Year on Year (YoY), diantaranya segmen mikro
(46,76%), ritel (37,73%), menengah dan komersial (31,56%), dan segmen konsumer
(12,95%) serta pembiayaan Syariah (12,43%).
Baca juga: Gubernur BI Tetapkan Sembilan
Pemimpin Baru di Bank Indonesia, Ini Daftarnya
Sedangkan untuk DPK, Giro tumbuh 41,06%, Deposito tumbuh
34,22%, dan tabungan tumbuh 2,90%. Dengan pertumbuhan kredit dan DPK tersebut,
posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) terjaga di 76,68%.
Peningkatan kinerja Bank DKI juga diikuti dengan perbaikan
sejumlah rasio penting, sampai dengan September 2022 Rasio Return on
Equity (ROE) telah berhasil menembus double digit, tercatat
sebesar 10,48% dari sebelumnya sebesar 8,24% pada September 2021.
Selanjutnya, Rasio Beban Operasional dibanding Pendapatan
Operasional (BOPO) juga dapat terjaga di kisaran 76,28% dengan Net
Interest Margin (NIM) 4,67% yang artinya Bank DKI mampu menjaga tingkat
efisiensi disertai dengan penurunan Cost of Fund (CoF) yang dimiliki.
Baca juga: Industri Fintech Lending Mampu
Perkecil Credit Gap di Indonesia
Selain itu, perolehan laba bersih yang meningkat 28,83%
didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 9,8%, juga pendapatan
operasional selain bunga naik 24,6% dengan beban operasional naik 6,9%.
“Dalam upaya meningkatkan dana murah, Bank DKI mengembangkan
super apps JakOne Mobile yang hadir dengan tampilan lebih menarik dan user
friendly serta fitur yang semakin lengkap,” jelas Romy.
Lebih lanjut, Fidri mengatakan bahwa kinerja keuangan Bank DKI yang terus menunjukkan pertumbuhan positif juga menjadi salah satu bukti nyata keberhasilan atas upaya transformasi yang dilakukan oleh Bank DKI sejak tahun 2021.