Market Kripto Terus Sideways Waspada Sentimen Makroekonomi
Performa market kripto
sepekan ini terlihat sideways atau datar yang menandakan investor kurang
bergairah. Kenaikan suku bunga acuan The Fed masih menjadi hambatan pertumbuhan
market kripto.
Sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar
atau big cap berada zona hijau pada perdagangan Jumat (4/11/2022) pukul 13.00
WIB. Misalnya saja, dari pantauan CoinMarketCap, nilai Bitcoin berada di harga
US$20.576, naik 1,10% selama 24 jam terakhir dan naik 1,36% sepekan belakang.
Altcoin lainnya juga mengalami hal yang sama. Nilai Ethereum
(ETH) ikut melonjak 1,24% ke US$ 1.567 sehari terakhir dan naik 3,45% seminggu
belakang. Di sisi lain, Dogecoin (DOGE) yang sempat tumbuh mengesankan,
akhirnya anjlok lebih dari 6% dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: Aspakrindo: Kawal Rumusan Aset
Kripto di RUU P2SK
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, volatilitas market
kripto menjelang akhir pekan ini akibat besarnya sentimen dari ketidakpastian
makroekonomi global. Namun, sejumlah investor yang menjadi kaum bullish mulai
masuk untuk akumulasi sehingga sedikit mengerakan market naik. Mereka anggap
penurunan harga kripto, pasca The Fed menaikan suku bunga acuannya Kamis (3/11/2022)
dinihari lalu, menjadi peluang.
"Namun, keseluruhan ekonomi global sedang terkena badai
setelah Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan penurunan kecil dalam klaim
pengangguran. Kemudian, Bank of England meningkatkan suku bunga dengan ukuran
jumbo 75 basis poin, sesuai dengan kenaikan AS baru-baru ini. Dua peristiwa itu
membuat investor kurang bergairah untuk masuk ke market kripto," kata
Afid.
Sementara, aset kripto big cap naik, ada beberapa altcoin
yang menjadi primadona dalam 24 jam terakhir karena berhasil naik tinggi.
Seperti, Loopring (LRC) meroket 23%, OKB naik tinggi sebesar 24%, disusul oleh
FTM yang berhasil naik sebesar 18,86%, dan MATIC yang tidak mau ketinggalan
dengan kenaikan sebesar 16,54%.
Baca juga: Aspakrindo: Kawal Rumusan Aset
Kripto di RUU P2SK
Total kapitalisasi pasar kripto pun berada di posisi hijau,
naik tipis sebesar 0,71% dalam 24 jam terakhir. Penutupan total market cap
siang ini berada pada level US$ 1,013 triliun. Fear and Greed Index Bitcoin
kembali ditutup pada level 30 dengan kategori Fear. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa sentimen pasar kripto masih terlihat masih stabil.
Analisa Bitcoin di November
Banyak analis menyakini November bisa menjadi bulan yang
baik untuk market aset kripto. Indikator hal ini terbukti dengan kembalinya market
cap kripto global di titik US$1 triliun. Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) pun
sempat mencatatkan kenaikan dalam grafik harian di akhir Oktober dan awal
November.
Baca juga: Analisa: Market Kripto Tiarap
Kena Stabilitas Ekonomi AS
"Volume perdagangan saat ini sedikit membaik dan
terjadi short liquidation. Meski demikian, kenaikan dan sentimen bullish ini
masih terbatas. Aksi harga Bitcoin dan Ethereum masih belum sepenuhnya pulih
dan kembali masuk ke dalam fase konsolidasi. Kondisi tersebut diikuti oleh
sebagian besar aset di pasar kripto," jelas Afid.
Perlu diketahui, hampir satu tahun harga Bitcoin sudah turun
70% dari rekor tertinggi sepanjang masanya (ATH), yaitu US$69.000, yang
tercapai pada bulan November 2021 lalu. Peristiwa langka itu diprediksi akan
sulit tercapai dalam waktu dekat.
Baca juga: Aspakrindo dan DJP Kemenkeu
Dorong Penerimaan Pajak Transaksi Aset Kripto
"Baru-baru ini, Bitcoin memang terlihat mengalami
kenaikan 8% dalam rentang waktu mingguan. Namun, kondisi itu membuat aksi harga
Bitcoin terbebas dari rangebound momentum yang telah mengungkung pergerakannya
selama hampir satu bulan. Untuk BTC mencapai kenaikan harga di bulan ini cukup
sulit, terlebih tembus US$ 30.000 dan masih bergerak sempit di rentang US$20.000-US$23.000,"
tutur Afid.
Menurut laporan Matrixport, harga BTC diprediksi dapat memulai relinya dan mencapai US$63.000 pada Maret 2024, ketika Bitcoin akan menjalani halving. Proyeksinya BTC dapat mengulangi aksi harga bullish yang terlihat saat menjelang halving di Juli 2016 dan April 2020.