AppsFlyer: Industri Pasar Aplikasi Fintech Melambat di Indonesia
AppsFlyer bersama LINE Bank serta
Indonesian Digital Association (IDA) mengadakan diskusi bertajuk “Indonesia
Fintech Marketing Predictions: Navigating Past Learnings to Grow Beyond”.
Diskusi ini dilaksanakan dalam rangka membahas temuan AppsFlyer yang melaporkan
terkait pelambatan pasar aplikasi fintech.
Selain mengulas temuan-temuan AppsFlyer, diskusi ini juga
mengulas strategi pertumbuhan yang perlu diterapkan para pemain industri fintech.
Dalam diskusi ini memperlihatkan pentingnya kolaborasi antarelemen dalam
ekosistem industri fintech, agar dapat memberikan pelayanan lebih baik lagi
bagi masyarakat Indonesia.
Sales Manager Indonesia AppsFlyer Anthony Loekita Harsono
menyampaikan, industri aplikasi fintech di Indonesia merupakan ruang yang
menarik, dengan potensi pertumbuhannya yang tinggi, serta
tantangan-tantangannya yang unik.
Baca juga: Ekonomi Digital Diprediksi Tumbuh Rp4.500 Triliun pada
2030
“Setelah tiga tahun mengamati industri aplikasi fintech di
Indonesia, kami senang dapat berkolaborasi dan mendiskusikan pembelajaran
tersebut bersama mitra kami, LINE Bank, dan asosiasi seperti IDA, sekaligus
untuk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi para pemain di industry,”
katanya.
Pada kesempatan yang sama, Indra Sutanto, Head of Brand
& Digital Marketing LINE Bank Anthony Loekita Harsono menambahkan, peluang
di industri aplikasi fintech dan perbankan digital Indonesia masih sangat
besar, apalagi dengan besarnya populasi unbanked saat ini. Besar harapan,
melalui kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi positif dalam mendorong
pertumbuhan industri ini.
Data AppsFlyer menunjukkan bahwa pertumbuhan pasar fintech secara
global terus meningkat. Pada tahun 2019, pangsa pasar instalasi aplikasi fintech
secara global tumbuh 90%, dua kali lipat tingkat pertumbuhan pada tahun
sebelumnya. Pada tahun-tahun selanjutnya, pangsa pasar instalasi aplikasi fintech
meningkat tajam hingga 132% dari paruh awal 2019 hingga 2021.
Baca juga: Fintech Jadi Penggerak Utama Kenaikan Lapangan Kerja Jasa
Keuangan
Sementara itu, Indonesia dinilai merupakan pasar yang dituju
para pemain fintech, dengan populasi unbanked yang relatif besar, sebanyak 91,3
juta penduduk, serta ketertarikan masyarakat yang cukup besar.
Dari tahun 2018 ke 2019, instalasi aplikasi fintech di
Indonesia tumbuh hampir dua kali lipat, dimana 11 dari 100 instalasi aplikasi
di Indonesia merupakan aplikasi fintech. Bahkan, pada tahun 2020 dan 2021,
jumlah instalasi aplikasi fintech di Indonesia menempati posisi tiga besar
secara global.
Namun demikian, hal ini memunculkan kompetisi yang semakin
ketat dalam pasar aplikasi fintech dalam negeri, terlihat dari jumlah investasi
iklan aplikasi fintech di Indonesia yang sangat tinggi pada 2021 senilai Rp6,7
triliun dan merupakan yang tertinggi (60% pangsa investasi iklan) di seluruh
Asia Tenggara dan Pakistan.
Baca juga: Bank DKI Terapkan Transaksi Digital di Pasar Rumput
Jakarta Selatan
Selain itu, para pemain industri juga dihadapkan pada mulai
melambatnya pertumbuhan instalasi aplikasi fintech di Indonesia. Pada
tahun 2021, tren instalasi aplikasi* hanya bertumbuh sekitar 3% sepanjang tahun
untuk Android, sementara pertumbuhan di Asia Tenggara mencapai 5,1%.
Tantangan-tantangan ini perlu menjadi perhatian para pemain
industri aplikasi fintech, agar dapat tetap bersaing dalam memberikan layanan
keuangan terbaik bagi masyarakat. Untuk itu, AppsFlyer, LINE Bank, dan IDA
mendiskusikan berbagai strategi yang dapat dilakukan pemain industri untuk
tetap bersaing, di antaranya:
• Memiliki growth mindset, dimana para pelaku aplikasi fintech
tidak stagnan dalam cara beroperasi dan memasarkan aplikasinya, namun terus
menggali insight untuk mempelajari kekurangan strategi sebelumnya dan
menerapkan strategi-strategi baru untuk memikat pengguna.
Baca juga: Cara Menjaga Data Pribadi untuk Keamanan Transaksi Digital
• Tidak hanya berfokus pada akuisisi pengguna, namun juga
melibatkan kembali (re-engage), dan terus membangun hubungan dengan para
pengguna. Hal ini dapat dilakukan para pemain aplikasi fintech melalui
meningkatkan perhatian pada pengalaman pengguna, dan mencari cara untuk
memberikan pengalaman yang memuaskan dan customer-centric.
• Mengutamakan privasi pengguna, untuk memberikan pengalaman
digital yang lebih baik dan aman, serta mengutamakan kepercayaan antara
pengguna dan penyedia solusi, dan sebaliknya.
Terakhir, diskusi tersebut juga menyoroti pentingnya berkolaborasi dengan elemen-elemen lain dalam ekosistem fintech, seperti asosiasi dan solusi analitik untuk mendorong terbentuknya ide-ide dan taktik baru.