Nicke Widyawati Kembali Ditunjuk Sebagai Direktur Utama Pertamina
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero)
telah mengukuhkan Nicke Widyawati
sebagai Direktur Utama Pertamina untuk periode kedua. Penetapan tersebut
tertuang dalam Salinan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No
SK-199/MBU/09/2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina yang ditandatangani Senin,
19 September 2022 lalu.
Nicke Widyawati dinilai oleh Pemegang Saham mampu
mengantarkan Pertamina menjalankan transformasi perusahaan sekaligus meraih
kinerja terbaik sepanjang periode pertama kepemimpinannya yakni April 2018
hingga September 2022.
Baca juga: Inflasi September 2022 Sentuh
1,17% Dampak Kenaikan Harga BBM
Sebagai pucuk pimpinan Pertamina, Nicke Widyawati juga
diakui mampu mengkonsolidasikan kekuatan perusahaan untuk menjaga ketahanan energi
nasional dan menjalankan transisi energi dalam kondisi yang penuh tantangan,
yaitu pandemi Covid-19, Conflict geopolitik, dan Climate change.
"Saya berterima kasih kepada seluruh Perwira Pertamina
atas kerja keras dan dukungannya. Semoga dalam periode kedua ini kita dapat
terus memperkuat konsolidasi untuk melanjutkan transformasi perusahaan,"
ucap Nicke.
Menurutnya, pencapaian yang telah ditorehkan di periode
pertama sebagai Direktur Utama Pertamina merupakan landasan untuk menjalankan
program dan mengejar target perusahaan pada periode keduanya.
Baca juga: Anggaran Kesehatan Tahun 2023
Turun 20,2% dari Total RAPBN
Sebagai top management Pertamina, lanjut Nicke, ia akan
bergandengan tangan dengan seluruh jajaran Direksi dan Komisaris serta Perwira
Pertamina Group dalam melaksanakan tiga strategi utama di tahun ini yakni :
meningkatkan kinerja bisnis migas eksisting, menjalankan transisi energi, serta
pengembangan energi baru terbarukan.
"Kami akan melanjutkan transisi energi dengan inisiatif dan agenda strategis untuk menjamin ketahanan energi di masa depan sekaligus mengejar aspirasi pemegang saham yakni mencapai market value sebesar 100 billion USD," pungkas Nicke.