Kripto Bergerak Lesu, Imbas Sentimen Negatif The Fed
Pergerakan aset kripto pada
Rabu (28/9/2022) siang tampak mulai kembali lesu tak berdaya. Padahal sehari
sebelumnya pada Selasa (27/9/2022), market bergerak merona di zona hijau. Apa
yang menyebabkan penurunan kali ini?
Melansir situs CoinMarketCap pada Rabu (28/9/2022) pukul
13.00 WIB, dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap
terjebak di zona merah dalam 24 jam terakhir. Seperti, nilai Bitcoin (BTC)
anjlok 6,36% ke US$ 18.769 per keping, dan turun 1,25% selama seminggu
terakhir.
Sementara, Ethereum (ETH) turun lebih dalam sebesar 7,09% ke
US$ 1.284 di waktu yang sama dan ambles 3,93% sepekan terakhir. Altcoin
lainnya, XRP sangat prihatin anjlok 10,08%, Solana (SOL), Dogecoin (DOGE) turun
harga lebih dari 5% di waktu yang sama.
Baca juga: Punya Market Potensial,
Mampukah Indonesia Menjadi Crypto Hub Dunia?
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, market kripto
saat ini sedang kembali bergelojak yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, investor semakin menghindari market, setelah beberapa pejabat The Fed,
silih berganti menyampaikan komentar yang menegaskan niatan untuk terus
mengetatkan kebijakan moneternya.
"Dalam beberapa hari terakhir ini, sentimen negatif
datang dari pejabat The Fed yang mengeluarkan komentar bahwa The Fed perlu
mengerek suku bunga lebih tinggi lagi untuk sementara waktu demi mengendalikan
inflasi," kata Afid.
Menurutnya, komentar-komentar tersebut sangat mempengaruhi
market kripto dan saham. Rentetan komentar itu memperkuat sinyal bahwa The Fed
tidak akan segera mengubah pandangan moneternya. Jika otoritas moneter tersebut
bertindak terlalu hawkish, maka pertumbuhan ekonomi AS bisa menjadi taruhannya.
Baca juga: Kantongi ISO 27001, Tokocrypto
Tingkatkan Keamanan Data Pengguna
Saham dan Kripto Ambles
Pergerakan aset kripto terlihat terpengaruh oleh market
saham AS yang berkinerja buruk pada Selasa (27/9) lalu. Hal itu mengindikasikan
investor sedang menghindari investasi aset berisiko.
"Hal ini dapat dimaklumi mengingat investor kripto
selalu mengacu pada pasar saham AS untuk melihat selera risiko investor secara umum.
Secara indeks saham AS sedang terpukul juga oleh komentar dari beberapa pejabat
The Fed yang menegaskan pentingnya pengetatan kebijakan moneter demi meredam
inflasi," ungkap Afid.
Di samping itu, market kripto terpukul oleh penguatan nilai
indeks Dolar AS (DXY) yang terpantau pada pukul 13.00 WIB menyentuh level
114,69 atau menanjak 0,51% dibanding kemarin. Banyak investor yang mulai
melepaskan kepemilikan kriptonya dan menghentikan akumulasi untuk beralih ke
dolar AS yang jadi aset safe haven.
Baca juga: Exchange Kripto Sebagai
Gateway Dunia Web3
Dari sisi pergerakan nilai Bitcoin, walaupun sempat kembali
menyentuh level psikologisnya di US$ 20.000, itu belum membantu untuk terus
bullish. BTC akhirnya harus kembali turun.
Area support Bitcoin saat ini pada level US$ 18.125. Jika
harga Bitcoin kembali bounce kemungkinan menargetkan kenaikan ke level US$
19.610.
Di samping anaisis harga Bitcoin, Afid juga memberikan rincian sejumlah aset kripto yang berpotensi bullish dan bearish di pekan terakhir bulan September ini. Simak selengkapnya di Tokocrypto Market Signal.