Strategi DBS Bank untuk Capai Target Nol Persen Dekarbonisasi
DBS Bank Ltd (DBS) menjadi bank
pertama yang berkomitmen untuk mencapai target nol persen untuk dekarbonisasi.
Hal itu terungkap dalam laporan “Our Path to Net Zero – Supporting Asia’s
Transition to a Low-carbon Economy” yang dipaparkan secara daring pada Selasa
(13/9/2022).
Ada sembilan sektor industri yang tercakup dalam sasaran
dekarbonisasi dan cakupan data. Tujuh sektor di antaranya 1) Daya, 2) Minyak
& Gas (O&G), 3) Otomotif, 4) Aviasi, 5) Ekspedisi, 6) Baja, dan 7) Real
Estat. Sasaran cakupan data ditetapkan untuk dua sektor 1) Pangan &
Agribisnis dan 2) Bahan Kimia.
Pendekatan bank dalam menetapkan target juga ketat dan
berbasis ilmu pengetahuan, sejajar dengan jalur lain yang diakui secara
internasional dan diterima industri, seperti The International Energy Agency’s
Net Zero Emissions by 2050 Scenario (IEA NZE).
Baca juga: DBS Bank dan The Sandbox Luncurkan
Metaverse DBS BetterWorld
Kesembilan sektor tersebut mewakili segmen perbankan
institusional penghasil emisi karbon terbesar yang dibiayai oleh DBS. Mereka
mewakili 31% dari pinjaman bank yang belum dilunasi tetapi merupakan sebagian
besar emisi yang dihasilkan oleh perusahaan atau industri yang dibiayai
Interbank Giro (IBG).
Dari tujuh sasaran dekarbonisasi tersebut, enam ditetapkan
sebagai metrik intensitas dengan tujuan untuk mencapai emisi lebih rendah per
unit produksi atau aktivitas. Hal ini mencerminkan tujuan DBS untuk memulai
langkah emisi nol bersih yang konsisten dengan pertumbuhan dan kemakmuran inklusif
dan berkelanjutan.
Jalan menuju emisi nol bersih membutuhkan penggunaan bahan
bakar fosil lebih rendah, maka target pengurangan emisi absolut telah
ditetapkan untuk sektor migas. Pada 2030, DBS menargetkan untuk mengurangi
emisi absolut di sektor migas yang terjadi karena DBS sebesar 28%, sepenuhnya
selaras dengan skenario IEA NZE. Target tersebut akan mencakup emisi Cakupan 1,
2 dan 3.
Baca juga: Bank DBS Indonesia Tingkatkan Transformasi
Digital dan Solusi Keberlanjutan
DBS menyadari ada pengakuan luas bahwa banyak pasar negara
berkembang di mana DBS beroperasi akan menuju emisi nol bersih dengan laju
lebih lambat ketimbang rekan-rekan pasar maju mereka. Meskipun demikian, DBS
berkomitmen untuk menuju emisi nol bersih pada 2050, menempatkan bank di jalur
proaktif dan peka terhadap kebutuhan nasabah dan masyarakat.
Dengan pengumuman tersebut, DBS bermaksud untuk mendorong
dan memungkinkan nasabah perbankan institusional untuk mengubah strategi bisnis
mereka dan mempercepat perjalanan transisi mereka.
Hal ini dapat dicapai dengan berbagai cara, termasuk dengan
memberikan mereka solusi keuangan berkelanjutan dan solusi keuangan transisi
untuk perusahaan yang berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca mereka.
Baca juga: Ekonom DBS Perkirakan Suku Bunga Acuan BI
Naik hingga 4,75%
Tan Su Shan, Group Head, Institutional Banking Group,
mengatakan, kemampuan DBS untuk mencapai ambisi emisi nol bersih sangat
bergantung pada keberhasilan klien kami dalam menjalankan rencana transisi
mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah melihat peningkatan berarti
dalam permintaan akan solusi keuangan hijau dan berkelanjutan.
“Untuk mempercepat transisi dan memenuhi kebutuhan investasi
besar dalam beberapa dasawarsa mendatang, kami akan secara proaktif bermitra
dengan klien kami, memberi mereka nasihat keuangan dan solusi keuangan untuk
menurunkan emisi gas rumah kaca (solusi keuangan transisi), saat kami
bersama-sama bekerja menuju masa depan rendah karbon,” tuturnya.
Baca juga: Pentingnya Literasi Digital dalam Bisnis di
Era Industri 4.0
Piyush Gupta, Chief Executive Officer Bank DBS
mengungkapkan, dekarbonisasi tidak dapat dicapai dengan mengandalkan satu pihak
saja. Perbankan global dan komunitas bisnis, serta para pemimpin dunia memiliki
peran dalam menyeimbangkan agenda iklim, kesetaraan sosial, dan pembangunan
ekonomi.
Menurutnya, secara kolektif seluruh stakeholder harus menjalankan kepemimpinan dengan bekerja menuju peralihan seimbang, berkelanjutan, dan adil. “Target dekarbonisasi akan berperan sebagai 'bintang utara' atau panduan untuk kegiatan pembiayaan kami, yang memandu kami ke emisi nol bersih pada 2050 melalui perubahan terukur,” ungkapnya.