Menelisik Potensi Web3 dan Aksi Korporasi Akuisisi Pedagang Aset Kripto
Perkembangan teknologi Web3 telah melihat gelombang
peminatan yang besar selama dua tahun terakhir. Banyak startup blockchain yang fokus pada pengembangan proyek Web3, NFT hingga
kripto sebagai ide bisnisnya.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia
(Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda melihat perkembangan Web3 di Indonesia
masih relatif baru. Ada banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan
untuk memaksimalkan potensi dari Web3 untuk pertumbuhan ekonomi digital di
Indonesia.
Baca juga: Exchange Kripto Sebagai Gateway Dunia Web3
Menurutnya, meskipun permintaan besar, pengembang Web3
kekurangan pasokan talenta. Konsep Web3 masih merupakan ide yang relatif baru
dan dikenalkan sejak tahun 2014. Tidak terlalu banyak mata kuliah yang
mengajarkan blockchain, apalagi materi tentang konsep di dalamnya.
“Ini hanyalah salah satu dari sedikit alasan yang mendorong
kami untuk membuat ekosistem yang diarahkan untuk pengembangan talenta di
Web3," kata pria yang akrab disapa Manda dalam acara "Web3 Community
Meetup 2022" yang diselenggarakan di T-Hub by Tokocrypto Bali.
Baca juga: Menimbang Dampak Penghentian Izin Baru Exchange Kripto di
Indonesia
Manda yakin Web3 bersama teknologi blockchain, kripto hingga
NFT memiliki prospek menciptakan nilai tambah lebih bagi masa depan ekonomi
digital Indonesia. Terlebih, Indonesia merupakan negara ekonomi digital
terbesar di Asia Tenggara dengan potensi valuasi nilai ekonomi digitalnya bisa
mencapai Rp 4.531 triliun pada 2030.
"Salah satu langkah pertama dalam pengembangan Web3 adalah membangun ekosistem yang solid dari hulu ke hilir. Dari sisi pengembangan talenta, regulasi hingga menuju ke industri itu sendiri. Saat ini sudah banyak startup lokal yang fokus dalam pengembangan bisnis di Web3 dan blockchain," jelasnya.