Pentingnya Literasi Digital dalam Bisnis di Era Industri 4.0
Digitalisasi bisnis menjadi harusan di era ini. Jaringan
internet yang semakin meluas dan pengguna internet yang terus meningkat menjadi
salah satu dari sekian banyak faktor pendorong digitalisasi bisnis. Menurut
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di
Indonesia sudah mencapai 77 persen.
Dalam webinar bertema “Merdeka Berbisnis di Era Industri 4.0
melalui Literasi Digital” pada Selasa (30/8/22), Presiden Direktur Cashlez Suwandi menilai, digitalisasi bisnis memungkinkan
pangsa pasar menjadi lebih luas. Jumlah pengguna internet yang besar
memungkinkan masyarakat memanfaatkan produk inovasi dan disrupsi digital, salah
satunya untuk berbisnis.
Brand & Digital Marketing Communications Expert Aldridge
Seubelan menjelaskan, digital marketing dapat meningkatkan penjualan di era
digital saat ini. Selain dapat meningkatkan penjualan, memanfaatkan digital
marketing juga dapat menghemat biaya promosi, sarana penghubung dengan
konsumen, membantu bersaing dengan perusahaan besar dan memberikan kemudahan
dalam melihat perubahan bisnis.
Baca juga: 4 Tips Memanfaatkan Digital Marketing untuk UMKM
“Ada 5 hal yang perlu dipersiapkan untuk menyusun strategi
digital marketing. Pertama, tetapkan target pasar terlebih dahulu. Kemudian
yang kedua, siapkan produk dengan kualitas terbaik. Ketiga, bangun website pribadi.
Keempat, aktif di media sosial dan terakhir, gunakan Search Engine Optimization
(SEO), Search Engine Marketing (SEM), serta iklan di media sosial.” kata
Aldridge.
Sementara itu, Chief Compliance Officer Cashlez, Hendrik
Adrianto mengungkapkan berdasarkan data dari DataReportal, pengguna internet
aktif di Indonesia telah mencapai 204,7 juta dengan pengguna aktif media sosial
sebesar 191,4 juta.
Data ini mengalami pertumbuhan yang masif sebesar 13,6% dari
tahun 2021. Pertumbuhan ini membuka ruang untuk meningkatnya penyalahgunaan
teknologi informasi dan komunikasi serta internet, misalnya pencurian data,
peretasan, dan sebagainya.
Baca juga: Tidak Cukup Go Digital, CEO Baba Rafi: UMKM Harus be
Digital
Atas dasar tersebut literasi digital sangatlah diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui beragam
kegiatan edukasi tentang kecakapan literasi digital, khususnya dalam hal
keuangan.
“Literasi keuangan ini pun terus kami lakukan melalui
kegiatan CSR kepada para pelaku usaha untuk meningkatkan kemampuan UMKM
Indonesia dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang bekerja sama dengan
para Pembina UMKM di Indonesia,” ungkapnya.
Kegiatan CSR yang kami lakukan ini juga sekaligus untuk
mendukung program pemerintah khususnya Bank Indonesia serta Kementerian
Koperasi dan UKM dalam meningkatkan jumlah UMKM yang masuk dalam ekosistem
digital.” tutup Hendrik.
Baca juga: Urgensi Transformasi Digital Sebagai Kunci Bisnis UMKM
Naik Kelas
Di kesempatan itu, Head of Product Development Cashlez Ade Setiawan
mengungkapkan, dalam menjalankan bisnis di era digital saat ini membutuhkan
aplikasi yang mampu memenuhi kebutuhan bisnis secara keseluruhan, seperti
pengaturan produk, penerimaan transaksi non-tunai hingga pencatatan secara
otomatis dan real-time.
Menurutnya, produk dan fitur yang dihadirkan oleh Cashlez
telah memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan, seperti pengaturan produk
dapat dilakukan melalui fitur mobile-Point-of-Sale atau mPOS, kemudian untuk
penerimaan transaksi non-tunai dapat menggunakan fitur CashlezPay, dimana
pelaku bisnis dapat menerima seluruh metode pembayaran mulai dari QRIS, kartu
debit/kredit, Virtual Account, hingga PayLater.
“Lalu untuk pencatatan, semua transaksi tiap hari-nya telah dicatat secara otomatis dan real-time pada fitur Dashboard yang memudahkan pelaku bisnis untuk memantau penjualan dan rekonsiliasi secara otomatis. Semua produk dan fitur yang dihadirkan Cashlez pun tanpa biaya, sehingga terjangkau untuk berbagai kalangan usaha,” terang Ade.