Sustainable Fashion Tidak Hanya Soal Lingkungan

Sustainable Fashion Tidak Hanya Soal Lingkungan

Selama era modernisasi, kita mengenal adanya industri pakaian cepat (fast fashion), di mana industri ini berjalan masif untuk mengakomodasi permintaan dan kebutuhan manusia yang besar. Namun belum banyak yang menyadari bahwa di balik pakaian yang menjadi status fashion, ada proses panjang yang melibatkan banyak pekerja industri.

Seiring dengan perkembangan industri fashion itu, masyarakat semakin menyadari nilai-nilai kemanusian dan lingkungan, sehingga sustainable fashion menjadi solusi dari masalah yang ditimbulkan industri fast fashion. Sustainable fashion merupakan penerapan fashion yang menghargai nilai-nilai dari para pelaku yang terlibat, utamanya lingkungan dan kemanusiaan.

Fashion yang berkelanjutan antara lain bisa dilihat dari pemilihan bahan dan pola pengemasan yang memperhatikan kelestarian lingkungan hingga transparansi proses pembuatan produk fashion tersebut, praktik kerja yang sehat, serta dapat ditelusuri informasinya oleh konsumen (traceability). 

Baca juga: Dukung Sustainable Fashion, Andien Mendirikan Yayasan Setali

Program Initiator Diplomat Success Challenge (DSC) Edric Chandra mengakui bahwa saat ini masyarakat semakin terbuka pandangannya akan apa yang dikonsumsi, di mana fashion termasuk di dalamnya. Kesadaran global atas gentingnya isu kerusakan lingkungan dan isu sosial lainnya pun semakin terekspos.

"Sustainable fashion menjadi salah satu gerakan yang lahir dari kesadaran sebagai responsible consumer yang bukan hanya memakai tapi juga turut melindungi dan menjaga lingkungan sekitar. Kesadaran ini pun akan terus berkembang seiring dengan pemikiran untuk terus mengejar tujuan keberlanjutan,” tuturnya.

Potensi Industri Sustainable Fashion

Dunia fashion yang erat kaitannya dengan generasi muda sebagai target pasar utama tidak terlepas dari peranan penggunaan smartphone dan media sosial. Arus informasi yang cepat membentuk pemahaman yang lebih kuat dari generasi muda akan kondisi lingkungan dan sosial masyarakat yang saat ini jauh dari kata ideal.

Menurut survei global di tahun 2018, sebanyak 66% milenial bersedia membeli pakaian lebih banyak untuk merek yang berkelanjutan dan sebanyak 69% memperhatikan klaim branding “eco-friendly” dan “sustainable” saat membeli pakaian. 

Baca juga: Kisah Batik Al-Warits Dan Pijakbumi, Dua Bisnis Berkonsep Sustainable Fashion

Komitmen generasi muda ini pun mulai mempengaruhi pelaku industri tekstil, retailer besar dan brand lokal untuk menggeser model bisnis ke arah sustainable. Walaupun produk fast fashion masih mendominasi lantaran harganya yang murah, banyak konsumen telah menjauhinya lantaran kualitas yang rendah dan proses produksi yang tidak etis.

Produk sustainable fashion saat ini juga diarahkan kepada produk lokal dengan ketahanan dan kualitas yang baik, serta diproduksi dalam jumlah yang terbatas sehingga diharapkan memiliki jejak karbon lebih kecil daripada produk buatan luar negeri.

Produk sustainable fashion yang inovatif juga menghadirkan banyak pilihan untuk konsumen, terutama bagi konsumen berkebutuhan khusus. Pakaian dan produk fashion lainnya akan semakin adaptif sesuai kebutuhan konsumen yang kian beragam, dan hal ini merupakan tanda bagi pelaku bisnis fashion untuk lebih jeli membaca pasar dan terus berinovasi mengembangkan produknya. 

Baca juga: Bobobox Optimalkan Potensi Wisata Coban Rondo Malang

DSC 2022 Buka Peluang Produk Sustainable Fashion

Dalam 5 tahun terakhir penyelenggaraan Diplomat Success Challenge (DSC) sebagai program dan ekosistem kewirausahaan terbesar di Indonesia, fashion selalu menempati posisi 3 teratas dari kategori bisnis yang diikuti oleh peserta. 

Tahun 2021 lalu, terdapat 19,5 persen bisnis fashion dari 18.233 ide bisnis yang disubmit. Banyak di antaranya merupakan bisnis fashion dengan model yang berkelanjutan, dan hal ini sangat menggembirakan.

“Di DSC 2022 ini, tentunya kami mengharapkan akan semakin banyak pelaku bisnis fashion yang lestari, yang tidak hanya mementingkan profit tapi juga memperhatikan aspek-aspek ekonomi sirkular dalam bisnisnya,” ungkap Edric.

Baca juga: Cerita Batik Mawar Putih Menembus Pasar Dunia

DSC 2022 mendorong lebih banyak lagi ide bisnis berkelanjutan sebagai upaya berkontribusi dalam mempercepat Sustainable Development Goals (SDGs). Sustainable fashion sendiri dapat memenuhi beberapa aspek sekaligus dalam SDGs, terutama hal-hal yang berhubungan konsumsi yang bertanggung jawab, mengurangi dampak perubahan iklim, hingga pekerjaan layak dan perkembangan ekonomi.

Melihat banyaknya potensi bisnis sustainable fashion saat ini, baik dari sisi kontribusinya terhadap perekonomian maupun kontribusinya bagi dunia yang lebih baik, tidak mengherankan jika pertumbuhan bisnis tersebut nantinya akan sangat tinggi. Bahkan bukan tidak mungkin produk fashion lokal yang sustainable akan lebih mudah go global karena permintaannya terus menanjak.


Ichwan Hasanudin
ichwan.hasanudin
Aug. 29, 2022, 8:35 a.m.

Comments

Please log in to leave a comment.