OPPO Ajak Anak Muda Indonesia untuk Peduli Lingkungan
Saat ini masyarakat mulai menyadari pentingnya gaya hidup ramah
lingkungan guna menjaga keberlangsungan kehidupan untuk anak cucu di masa
depan. Salah satunya kisah inspiratif datang dari dua anak muda Indonesia,
Syahiq Harpi dan Almira Zulfikar, yang membuat terobosan baru untuk membawa
dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan guna keberlangsungan bumi kita.
Masalah sampah yang menumpuk kerap membuat masyarakat resah
dan berdampak banjir untuk lingkungan. Tak hanya itu, genangan-genangan air
yang disebabkan oleh sampah menjadi mengancam kesehatan masyarakat.
Syahiq Harpi
Sederet permasalahan inilah yang membuat Syahiq Harpi ingin
lebih berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan di salah satu sungai
di Indonesia yang memiliki panjang 120 kilometer, yaitu Sungai Ciliwung.
Salah satu langkah jitunya yaitu dengan mendirikan Komunitas
Peduli Ciliwung. Melalui komunitas ini, Syahiq Harpi mengajak seluruh
masyarakat dan seluruh anggota untuk lebih peduli terhadap keberlangsungan
sungai tersebut.
Baca juga: Integrasi dengan Online,
Blibli Buka Tiga Toko Ritel Offline
“Saya ingin masyarakat mulai paham kalau kita membuang
sampah tanpa dipilah, langsung ke tong sampah, lalu ditumpuk di TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) tanpa terolah itu adalah hal yang salah,” ujar Syahiq.
Pemuda asal Condet, Jakarta Timur ini menginginkan ilmu
memilah sampah, komposting, dan praktek mengurangi penggunaan plastik sekali
pakai itu diajarkan ke semua anak di sekolah. Langkah ini perlu dilakukan agar
bumi tetap layak ditinggali di masa depan.
Almira Zulfikar
Almira Zulfikar juga memperkenalkan solusi baru untuk
mengurangi sampah plastik dengan membuat kemasan makanan yang ramah lingkungan.
Perempuan lulusan Magister Desain Institut Teknologi Bandung ini sempat fokus
mengeksplorasi bahan limbah untuk desain produksi yang lebih berkelanjutan.
Proses ini dijalani Almira hingga akhirnya menjadi mendirikan Plepah.id.
Bersama kedua temannya di Plepah, ia menghadirkan inovasi
kemasan biodegradable yang terbuat dari bahan limbah pertanian yakni
pelepah pinang yang melimpah di Indonesia dalam bentuk food container dan
piring. Pelepah pinang dipilih sebagai material utama produk kemasan biodegradable
ini karena kesediaannya yang cukup banyak dan mudah ditemui di bumi Nusantara.
Baca juga: Benarkah Mantan Founder
Startup Tak Laku di Bursa Kerja?
Menurutnya, kemasan dari bahan pinang dapat langsung hancur
terurai di tanah dalam 60 hari sejak dibuang, sehingga limbahnya tidak akan
menumpuk bertahun-tahun seperti halnya plastik. “Material pelepah dikembangkan
tanpa menggunakan campuran kimia sama sekali, akan tetapi bisa digunakan dalam
jangka panjang. Bahkan bisa menahan panas hingga 200 derajat Celcius,” ujar
Almira.
OPPO Peduli
Lingkungan
Upaya untuk semakin peduli lingkungan kini juga terus
dikampanyekan oleh perusahaan-perusahan di seluruh dunia, termasuk juga OPPO. Sejak
2019, keseluruhan plastik yang digunakan dalam kemasan smartphone OPPO
telah berkurang hingga 95%, yang dimulai dari pasar Eropa.
Sementara itu, untuk bahan plastik yang saat ini tidak dapat
diganti dengan material lain, OPPO memilih untuk menggunakan bahan yang dapat
terurai secara hayati, yakni asam polilaktat. Selain itu, sekitar 45% kemasan
ponsel cerdasnya di pasar Eropa dibuat dengan serat daur ulang, sehingga
mengurangi penggunaan bahan mentah.
Baca juga: Dirjen Pajak Resmi Gunakan NIK
Sebagai NPWP
Untuk meningkatkan masa pakai produknya, OPPO juga telah
memperkenalkan Mesin Kesehatan Baterai eksklusif yang bisa meningkatkan umur
pakai baterai. Dengan teknologi inovatif ini, kapasitas baterai mampu bertahan
hingga 80% setelah lebih dari 1600 siklus pengisian-pengosongan.
Selain itu, OPPO juga bekerja sama dengan berbagai mitra
lain untuk mendorong konsep keberlanjutan yang ramah lingkungan. OPPO merupakan
salah satu perusahaan pertama yang bergabung dalam Eco Rating Labeling Scheme
dan mampu mendapatkan skor yang baik.
Program ini diprakarsai oleh operator seluler terkemuka Eropa untuk menilai kinerja lingkungan dari smartphone dalam lima bidang utama: daya tahan, efisiensi sumber daya, kemampuan perbaikan, daur ulang, dan efisiensi iklim.