BNI Cetak Laba Bersih Rp8,8 Triliun di Semester I 2022
Laba bersih PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
atau BNI pada semester I tahun 2022 ini tercatat mencapai Rp8,8
triliun, atau tumbuh 75,1% secara tahunan atau year on year (yoy). Pencapaian
itu diapresiasi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Menurut Erick, emiten berkode BBNI ini semakin siap untuk
lompat lebih tinggi dengan percetakan laba terbaik sepanjang sejarah. “BNI
sekarang akan mencapai keuntungan terbaik sepanjang sejarah BNI,” kata Erick.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan, BNI mencatat
pemulihan ekonomi terjadi dengan sangat baik pada pertengahan tahun ini. Geliat
usaha serta konsumsi masyarakat semakin kuat sehingga mendorong kinerja BNI
sebagai fungsi intermediator.
Baca juga: Transaksi QRIS BNI Capai Rp297 Miliar per Maret 2022
Royke memaparkan, pertumbuhan kinerja organik berbasis
layanan digital di BNI telah menghasilkan pendapatan operasional sebelum
pencadangan (PPOP) yang kuat dan tertinggi dalam sejarah kinerja BNI. Hal ini
dihasilkan dari ekspansi kredit yang sehat dan didukung oleh DPK berbiaya murah
atau CASA.
Net interest margin yang stabil di kisaran 4,7%, dan
ditopang dari tingginya pencapaian non-interest income yang pada semester I 2022
ini dapat mencapai Rp7,6 triliun atau naik 11,0% yoy. Laba bersih pun tercapai
karena fungsi intermediasi yang terus menguat. Kredit pada semester pertama
tahun ini tercatat Rp620,42 triliun, naik semakin positif dengan pertumbuhan
8,9% yoy.
Sementara itu, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini
mengutarakan, BNI mampu mendorong kinerja fungsi intermediasi semakin kuat pada
kuartal kedua 2022. Kredit di segmen korporasi masih menjadi motor akselerasi
kredit BNI.
Baca juga: Per Februari 2022, Penyaluran BNI Griya Tumbuh di Atas 8
Persen
Selama kuartal kedua 2022 ini, BNI menyalurkan pencairan
kredit Rp74,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan di kuartal kedua 2021 yang
mencapai Rp59,3 triliun. Pencairan kredit di kuartal kedua 2022 ini utamanya
disalurkan kepada top tier debitur korporasi.
Akselerasi penyaluran kredit ini menjadikan pembiayaan ke
segmen Korporasi Swasta yang tumbuh 14,7% yoy menjadi Rp205,3 triliun; segmen
large commercial yang tumbuh 31,2% yoy menjadi Rp48,5 triliun; segmen small
juga tumbuh 10,2% yoy dengan nilai kredit Rp100,2 triliun. Secara keseluruhan
kredit di sektor Business Banking ini tumbuh 7,7% yoy menjadi Rp512,3 triliun.
“Sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking
adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan,
serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi
baru dan terbarukan,” katanya.