Pentingnya Hak Kekayaan Intelektual dalam Keberlanjutan Bisnis
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah salah satu aspek
fundamental bagi kelanggengan sebuah perusahaan. Menurut data Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum & HAM (DJKI Kemenkumham),
selama kurun waktu 2019 sampai 2021 permohonan pendaftaran HKI yang masuk hanya
76.294 permohonan.
Padahal jumlah UMKM di Indonesia berjumlah sekitar 65,4
juta, yang berarti hanya 11% dari mereka yang telah memiliki HKI. Hal ini dikarenakan
sedikit sekali yang menyadari betapa pentingnya HKI. Bagi Diplomat Success Challenge, ekosistem kewirausahaan yang
merupakan inisiatif dari Wismilak Foundation, mendirikan dan mengembangkan
bisnis bukan hanya perkara profit.
“Banyak bisnis baru atau perusahaan rintisan yang sangat
baik dari sisi inovasi maupun solusi yang ditawarkannya, tapi baru berjalan 3
tahun lalu exit. Untuk apa? Di DSC kami fokus membantu bisnis lebih
berkelanjutan, sehingga dapat meninggalkan legacy bagi generasi yang akan
datang,” ungkap Program Initiator DSC 2022 Edric Chandra.
Baca juga: Dirjen Pajak Resmi Gunakan NIK Sebagai NPWP
Aspek Legal Hak Kekayaan Intelektual
DJKI Kemenkumham menjelaskan, yang dimaksud dengan Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) mencakup kepemilikan personal dan kepemilikan
komunal. Dalam kepemilikan personal, hak yang dimaksud meliputi Hak Cipta dan
Hak Kekayaan Industri. Sedangkan untuk kepemilikan komunal terdapat aspek yang
melindungi Ekspresi Budaya Tradisional, Pengetahuan Tradisional dan Indikasi
Geografis.
Hak Cipta mencakup hasil olah fikir manusia dalam bidang
seni, sastra dan ilmu pengetahuan, sedangkan Hak Kekayaan Industri mencakup
Merek, Paten, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST), dan
Rahasia Dagang.
HKI secara spesifik merupakan hak eksklusif atau hak
monopoli yang mencakup tiga hal, yaitu; hak untuk menggunakan, hak untuk
mengizinkan orang lain menggunakan suatu hak, dan hak untuk melarang orang lain
menggunakan suatu hak.
Baca juga: Simak 6 Tips ini Agar Fresh Graduate Bisa
Cepat Dapat Kerja
Selain itu HKI juga dapat dikategorikan sebagai aset yang
sifatnya tidak berwujud, yang bahkan nilainya seringkali lebih tinggi dari pada
aset yang berwujud. Lantas apa saja manfaat yang bisa didapat pelaku bisnis
dengan memiliki HKI?
1. Mencegah Penyalinan dan Menjamin Keamanan Brand
“Bagi industri kecil dan menengah, penting memiliki HKI agar
bisa mendapat perlindungan terhadap hasil karya / cipta yang dibuat. Nantinya
jika usaha semakin besar, merek atau nama brand akan tetap terlindungi dan
menjadi milik pencipta atau perusahaan seutuhnya,” ungkap Smartlegal.id,
patform edukasi legal yang juga merupakan partner DSC 2022.
Perlindungan HKI juga dapat membawa manfaat dan nilai
ekonomi yang tinggi di dunia perdagangan. Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual
juga akan melindungi produk atau inovasi yang dimiliki dari plagiat atau
penyalinan, terlebih bagi produk-produk budaya yang memiliki nilai tradisional.
Sayangnya, hal ini masih belum banyak disadari oleh para pelaku usaha.
Baca juga: Kunci Sukses Berkarier di Industri
Teknologi
2. Memiliki Daya Saing Lebih Tinggi
Untuk perusahaan kecil, HKI dapat memberi kemampuan dan
kesempatan untuk bersaing dengan perusahaan yang lebih besar. Hal ini terkait
dengan riset dan pengembangan. Jika perusahaan besar dapat menginvestasikan
banyak biaya dalam R&D-nya, dengan HKI perusahaan kecil dapat bersaing
dengan lebih efektif.
Memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HKI) juga bisa mendorong
kreativitas dan semangat para pelaku bisnis untuk berinovasi karena telah
mendapat perlindungan untuk bisa mengeskalasi bisnisnya lebih cepat.
3. Peluang Dilirik Investor
Memiliki HKI merupakan prestasi tersendiri bagi pelaku
bisnis, dan hal ini tentu saja akan memberi nilai lebih bagi perusahaan maupun
bagi founder-nya. Hal ini akan memudahkan perusahaan dalam mencari modal
ventura, karena para investor akan merasa lebih tenang dan yakin saat investasi
mereka dilindungi oleh HKI.
Baca juga: 4 Fakta Online Payment yang Jarang
Diketahui Pebisnis
Walaupun bukan yang utama, memiliki HKI bagi usaha kecil
cukup menjadi hal yang fundamental. Apalagi jika produk atau penemuan yang
dihasilkan benar-benar baru dan inovatif di bidangnya. DSC 2022 sendiri tidak tidak
mewajibkan pelaku usaha memiliki perlindungan HKI bagi bisnis atau produknya.
“Namun, setiap tahunnya, terutama saat memasuki tahap Seleksi Nasional, kami selalu meng-encourage setiap peserta untuk mendaftarkan merek atau inovasinya agar memiliki HKI. Tujuannya, kami ingin setiap bisnis dihargai dan memiliki aspek legal yang dapat menguntungkan mereka di kemudian hari,” tutur Edric.