Perbandingan Menabung Zaman Dulu Versus Modern
Mungkin kalian masih ingat, bagaimana cara orang tua kita
mengajarkan menabung. Menyisihkan uang yang
diberi, lalu memasukkan ke dalam tempat yang disebut dengan celengan. Ketika
celengan itu penuh, maka dengan senang hati kita akan membongkar celengan dan
menghitung uang yang terkumpul.
Setelah uang terkumpul, barulah kita bisa membeli barang
atau mainan yang kita inginkan. Ya, itulah konsep menabung zaman dahulu. Kini,
konsep itu masih suka dipakai orang tua untuk mengajarkan anaknya menabung.
Baca juga: Mengenal Metode Kalender Saku, Cara
Menabung Oppa dan Eonni Korea
Namun, seiring bertambahnya usia, menabung bukan hanya
sekadar menyimpan atau mengumpulkan uang. Kini, konsep menabung sudah
berkembang lebih modern, bukan hanya menyimpan uang tetapi bisa mendapatkan
hasil atau nilai lebih (value added) dari uang yang kita simpan.
Dengan demikian, kita dapat merealisasikan semua bucket list
untuk self-reward atau masa depan dengan lebih cepat. Lantas, bagaimana caranya
menabung agar uang yang kita simpan bisa imbal hasil yang optimal?
Baca juga: Mengenal Sinking Fund, Dana Persiapan untuk
Kebutuhan Masa Mendatang
Berikut merupakan simulasi pertumbuhan dana kita dengan
menggunakan konsep transformasi menabung bila dibandingkan dengan cara menabung
tradisional menurut Chinni Yanti Tjhin, Retail Proposition Division Head Bank
OCBC NISP.
Simulasi di atas ini menunjukkan bahwa dalam transformasi
menabung, alokasi dana di berbagai instrumen keuangan dapat memberikan imbal
hasil yang lebih baik dibandingkan menempatkan dana di tabungan saja.
Kalau kita sudah paham terkait transformasi menabung, kita
bisa melakukan diversifikasi investasi. Setiap instrumen investasi memiliki
tingkat risiko dan tingkat keuntungan yang berbeda, sehingga dapat kita pilih
dan sesuaikan dengan profil risiko dan jangka waktu investasi kita.
Baca juga: Yuks, Mulai Menabung Uang Receh
Di sisi lain, jangan lupa untuk memilih lembaga keuangan yang telah terdaftar dan di awasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jangan sampai dana yang telah kita kumpulkan hilang di investasi bodong.