Memahami Aset Kripto, NFT, dan Gagasan Greater Fool Theory
Pembahasan mengenai gagasan greater fool theory terhadap investasi aset kripto dan NFT ramai dibicarakan akhir-akhir ini. Pemicunya Bill Gates
dalam interview dengan TechCrunch. Dia mengatakan bahwa
NFT dan kripto adalah “100 persen didasarkan pada greater fool theory”.
Tidak hanya Gates, Warren Buffett pada tahun 2020,
menyebutkan aset kripto pada dasarnya tidak memiliki nilai. Anda tidak dapat
melakukan apa pun dengannya kecuali menjualnya kepada orang lain. Poin yang
dibuat Gates dan Buffett adalah bahwa kripto tidak menawarkan nilai “dunia
nyata”.
VP Growth Tokocrypto Cenmi Mulyanto mencoba menjelaskan aset
kripto dan NFT dari sudut pandang yang berbeda. Ia mengakui saat ini meskipun
benar bahwa hanya ada sedikit aplikasi kripto dan NFT di kehidupan nyata, masih
terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti apakah Bitcoin atau aset kripto lainnya praktis tidak berguna.
Baca juga: Bappebti: Investor Aset Kripto di Indonesia Tembus 14,1 Juta
"Sebelumnya kita pahami dulu greater fool theory dalam
literatur keuangan adalah Anda tidak boleh berinvestasi dalam sesuatu, jika
nilainya hanya bergantung pada penjualannya kepada orang lain dengan harga
lebih tinggi. Kripto dan NFT kini hanya dipandang hanya sebatas permukaan dari
potensi besar Bitcoin dan teknologi blockchain," kata Cenmi.
Cenmi menganalogikan Bitcoin seperti komoditas minyak bumi
pada tahun awal penemuannya, di mana kegunaannya hanya sebatas menjadi
penerangan, tetapi belum bisa digunakan untuk menggerakkan mobil, pesawat, dan
lainnya. Sama seperti Bitcoin, minyak bumi adalah adalah komoditas yang
terbatas, tetapi penggunaan di dunia nyata bermakna.
"Bitcoin saat ini penggunaannya masih terbatas, hanya
untuk menyimpan tabungan di luar sistem mata uang fiat, transfer uang melintasi
perbatasan dan untuk menyelesaikan transaksi besar dengan cepat dan tidak dapat
diubah. Di negara-negara tertentu, ini merupakan terobosan yang dinantikan
untuk revolusi layanan keuangan sentralisasi," terangnya.
Baca juga: Investasi Aset Kripto Sudah Dipercaya Investor Ritel Indonesia
Investor yang membeli Bitcoin hari ini bertaruh akan ada
penggunaan masa depan yang dibangun di atas kemampuan yang sekarang dengan
bantuan teknologi blockchain dan bisa berdampak lebih besar daripada
kapitalisasi pasarnya saat ini.
Bitcoin dan minyak bumi sama-sama terbatas atau langka.
Logika di balik nilai Bitcoin bagi investor saat ini, bukan hanya tentang
berharap untuk ‘orang bodoh’ membeli lebih besar, melainkan membeli aset yang
langka sebelum permintaan berkembang sepenuhnya.
Baca juga: Melihat Potensi Besar Metaverse di Indonesia
"Membeli Bitcoin hari ini seperti membeli minyak pada
abad ke-18 setelah melihat kegunaan awalnya. Dan tidak seperti minyak, dengan
Bitcoin, investor tidak terburu-buru, karena sebagai aset digital, dapat
menyimpannya dengan murah selama bertahun-tahun sambil menunggu permintaan
meningkat," tutur Cenmi.
Perkembangan dunia digital tergolong skeptis pada awalnya. Orang tidak mengira media digital akan menggantikan surat kabar, tidak percaya bahwa iklan digital dapat bersaing dengan media cetak dan TV, dan sangat skeptis bahwa e-commerce bersaing dengan toko fisik. Bitcoin dan teknologi blockchain dalam jalan yang sama untuk adopsi yang lebih besar dan bermanfaat di berbagai sektor.