Bappebti: Investor Aset Kripto di Indonesia Tembus 14,1 Juta
Investasi aset kripto semakin
diminati oleh masyarakat Indonesia. Walaupun saat ini market kripto global
sedang mengalami tekanan di tengah tren bearish, industri kripto di dalam
negeri perlahan terus tumbuh.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi (Bappebti) merilis laporan terbaru terkait jumlah investor
aset kripto di Indonesia dan transaksi perdagangan yang dihimpun sampai bulan
Mei 2022. Dalam laporan tersebut, Bappebti menyebutkan dari akhir Desember 2021
sampai Mei 2022, terdapat penambahan hampir 3 juta investor dari 11,2 juta
sekarang mencapai 14,1 juta investor.
Baca juga: Memahami Aset Kripto, NFT dan Gagasan Greater Fool Theory
Sementara, untuk jumlah transaksi perdagangan aset kripto di
Indonesia, selama periode Januari hingga Mei 2022 sudah mencapai Rp 192 triliun.
Jika dibandingkan dengan jumlah transaksi pada tahun 2021 dengan masa periode
yang sama, terjadi penurunan. Pada Mei 2021, jumlah transaksi aset kripto
mencapai Rp370 triliun.
VP Marketing Tokocrypto, Adytia Raflein, mengatakan laporan
pertumbuhan yang dikeluarkan oleh Bappebti memberikan bukti nyata bahwa
industri aset kripto di Indonesia masih bergerak ke arah positif, meski
dihantam situasi bear market. Meski pertumbuhan tidak terlalu memuaskan, jumlah
investor aset kripto masih jauh lebih besar dibanding saham.
Baca juga: Investasi Aset Kripto Sudah Dipercaya Investor Ritel Indonesia
"Pertumbuhan jumlah investor aset kripto masih bergerak
ke arah positif di saat situasi market yang mengalami banyak tekanan. Dampak
dari kondisi market terlihat dari jumlah transaksi perdagangan, namun hal ini
sudah diantisipasi sebelumnya, sehingga belum memberikan efek serius untuk
pertumbuhan bisnis industri kripto di Indonesia," kata Adytia.
Lebih lanjut, Adytia mengatakan industri kripto dalam negeri
masih terus bergeliat. Hal ini dilihat dari masih adanya sejumlah project aset
kripto dan NFT baru dari pelaku industri lokal yang rilis. Mereka percaya bahwa
bear market bisa menjadi peluang yang baik untuk menunjukkan project mereka.
Baca juga: Melihat Potensi Besar Metaverse di Indonesia
Kondisi bear market bisa menjadi seperti seleksi alam di
dunia aset kripto dan blockchain, di mana project kripto dan NFT akan diuji
untuk bertahan dan mencari peluang. Pasar akan memperlihatkan mana project yang
punya fundamental yang baik dan tidak, sehingga membuka potensi untuk yang
lebih besar di masa mendatang.
Dari segi bisnis Tokocrypto sendiri masih mengalami
pertumbuhan. Perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan jumlah investor
mencapai 2,7 juta investor per Mei 2022. Sementara, transaksi perdagangan atau
weekly trading volume mencapai US$300 juta-US$400 juta.
"Bisnis Tokocrypto masih mengalami pertumbuhan. Kami
terus mengembangkan ekosistem blockchain, TokoVerse untuk meningkatkan revenue
perusahaan. Sejauh ini kami juga masih mencari talenta-talenta terbaik untuk
bergabung di perusahaan dan bersama untuk memajukan industri aset kripto dan
blockchain di Indonesia," jelas Adytia.
Baca juga: Aset Kripto Bisa Jadi Pilihan Tepat Investasi
Untuk terus mendorong pertumbuhan, Tokocrypto juga fokus
pada edukasi dan perlindungan investor. Tujuannya agar masyarakat bisa
mendapatkan rasa trust dan confidence untuk masuk ke dalam industri aset
kripto. Salah satu cara edukasi yang dijalankan oleh Tokocrypto adalah membuat
program TokoInvasion yang digelar di Surabaya pada tanggal 23 hingga 26 Juni
2022.
"Dalam industri investasi dan layanan keuangan, perihal trust menjadi hal utama. Maka dari itu, kita ingin menciptakan rasa trust di masyarakat dalam memandang aset kripto dan blockchain. Kita sejak lama fokus di edukasi dan literasi. Kita ingin menciptakan pertumbuhan industri yang sehat dan menekan investasi ilegal dan stigma negatif dari aset kripto," pungkas Adytia.