Kisah Jamu Iboe, 112 Tahun Berbisnis dengan Inovasi Tradisi
Berbicara mengenai bisnis yang berkelanjutan dengan
mempertahankan tradisinya, nama Jamu Iboe merupakan perusahaan jamu tertua di
Indonesia yang berasal dari Jawa Timur dan berdiri sejak tahun 1910 dan kini
telah memasuki usia 112 tahun.
Di tahun 1930-an, Jamu Iboe mulai mengembangkan beragam
produk akibat dari munculnya wabah batuk yang hampir mirip dengan kondisi
pandemi tahun 2020. Oleh pemerintah dan tenaga kesehatan saat itu, Jamu Iboe
pun dipercaya menjadi rujukan untuk memperbaiki kesehatan saat itu.
Baca juga: Keenan Pearce: Kewirausahaan adalah Proses Perjalanan
Bisnis Jamu Iboe terus bertumbuh, sehingga di tahun 1980-an,
pabrik Jamu Iboe pindah ke pabrik dan kantor yang lebih besar dengan memiliki
luas area 2,3 hektare di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur hingga sekarang.
Saat ini, Jamu Iboe memiliki 150 item produk dengan 3
kategorinya, yaitu jamu tradisional, jamu modern dengan kapsul ekstrak, dan
minuman kesehatan di mana dikembangkan jamu dengan citarasa non pahit.
Baca juga: 6 Tips Membangun Brand Bisnis Ala Yasa Singgih
Jamu Iboe juga menjadi salah satu perusahaan yang bertumbuh
cukup baik di masa pandemi Covid-19. Penjualan mengalami peningkatan, terutama
untuk produk-produk jamu yang berhubungan dengan imunitas. Namun, tantangan
cukup berat dirasakan pula oleh tim pemasaran dan distribusi Jamu Iboe.
Di awal pandemi tahun 2020, perusahaan cukup kewalahan
dengan adaptasi yang dituntut dengan cepat, mulai dari menjalankan pemasaran
dengan konten, mengubah event dari offline menjadi online, mengadakan penjualan
antar sampai rumah, dan lain sebagainya.
Baca juga: Yogi Ang: Mouth To Mouth Marketing adalah Segalanya
Product Group Manager PT Jamu Iboe Jaya Perry Angglishartono
menjelaskan, saat ini ada disrupsi besar yang tengah dihadapi, yaitu millennial
disruption dan digital disruption. millennial disruption menghantam permintaan
(demand) sehingga produk yang ada di pasar dituntut untuk terus kreatif dan
berinovasi.
Selain millennial disruption, digital disruption menghantam
penawaran (supply). Keduanya inilah yang menjadi tantangan bagi banyak perusahaan
senior dengan umur puluhan bahkan ratusan tahun dalam mempertahankan bisnis
mereka.
Baca juga: DBS Foundation Kembali Gelar DBS SE Grant 2022
“Dari sini jelas, bagi pelaku usaha yang telah bertahan
lintas generasi dengan produk yang mempertahankan tradisi, sangat penting untuk
mengembangkan dan melakukan inovasi pada produk,” ucap Perry.
Selain itu dari sisi pemasaran, pelaku usaha harus melek
dengan pemasaran dan distribusi omnichannel, baik online maupun offline. Fokus
ke penjualan di marketplace atau e-commerce yang akan memudahkan konsumen
menemukan produk, investasikan pula SDM untuk melakukan penjualan online,” tambah
Perry.
Baca juga: DSC 2022 Tantang Pebisnis Muda Wujudkan Ide Bisnis
Bisnis lintas generasi seperti Jamu Iboe merupakan salah
satu contoh dari bisnis yang berkelanjutan yang berdampak sosial. Siapa yang
tidak ingin bisnisnya langgeng sampai puluhan bahkan ratusan tahun? Bisnis yang
sustainable adalah impian banyak pebisnis, dan kini impian tersebut dapat
terwujud.
Kisah perjalanan bisnis PT Jamu Iboe Jaya ini sebagai local
hero business ini hadir dalam DSC Mini Event bertema “Adaptasi Produk Tradisi
Lintas Generasi” bersama teman-teman entrepreneur di Sidoarjo dan sekitarnya.