Kisah 3 UMKM Indonesia yang Lolos Kurasi Le BHV Marais
Program Java in Paris telah diresmikan dan dimulai pada 8
Juni 2022 lalu, menampilkan berbagai produk karya Indonesia terbaik di
department store ternama di Paris bernama Le BHV Marais.
Berbagai karya anak negeri seperti fashion, kerajinan
tangan, kesenian, hingga produk kreatif lokal lainnya tampil istimewa dan
menarik para pembeli di kota mode dunia selama 1 bulan ke depan.
Merek batik Danar Hadi dan Shiroshima yang memperkenalkan
warisan budaya batik Indonesia adaptasi fashion modern, serta Janédan dengan
model tas kekinian yang mengangkat nilai ramah lingkungan merupakan 3 dari
puluhan UMKM lokal yang lolos kurasi.
Baca juga: Harganya Bisa Sampai Ratusan Juta, Ini 5 Batik Termahal di Indonesia
Dibalik kesuksesan mereka, ada banyak kisah inspiratif yang
dapat menjadi inspirasi untuk mendorong UMKM lokal lain agar juga bisa naik
kelas dan menembus pasar dunia.
1. Batik Danar Hadi
Bagi pecinta batik atau yang pernah berkunjung ke Solo, Jawa
Tengah, tentu tak asing dengan brand batik Danar Hadi. Berbagai produk seperti
pakaian batik atasan pria dan wanita, kain batik tulis dan cap serta aksesori
lainnya kini dapat dilihat dan dibeli oleh warga Kota Paris.
“Kami sangat bangga karena brand lokal bisa mendapat
kesempatan untuk dikenalkan di Paris. Ini juga merupakan visi dan misi dari
pendiri kami, bahwa batik tidak hanya dikenal secara lokal tetapi juga
internasional,” ungkap Diana Kusuma Dewati Santosa, Putri Kedua Pendiri Danar
Hadi, yang kini juga mengelola Danar Hadi.
Baca juga: Pengrajin Asal Dusun Panggungploso Tembus Pasar Ekspor Asia
Sudah lebih dari 50 tahun, Danar Hadi hadir untuk menjaga
salah satu warisan budaya melalui batik. Meski begitu, ketenaran Danar
Hadi tak membuat bisnis batik ini berpuas diri.
Danar Hadi terus berinovasi dan beradaptasi dengan zaman
untuk menjual dan memperkenalkan produknya tanpa menghilangkan karakteristik
budaya, di antaranya dengan melakukan optimalisasi penjualan secara online dan
memaksimalkan kesempatan mengikuti pameran di luar negeri.
Sebagai salah satu pengelola bisnis legendaris, Diana mengaku
bahwa hadirnya kesempatan untuk UMKM mempromosikan produk lokal ke mancanegara
telah memberikan dampak positif, tidak hanya bagi Danar Hadi, tetapi juga bagi
ekosistem bisnis usaha batik di Indonesia secara lebih luas.
Baca juga: 57 Persen UMKM di Indonesia Andalkan Modal Pinjaman Keluarga dan Teman
Diharapkan, semakin banyak komunitas dari ekosistem bisnis
batik yang terinspirasi untuk semakin berkembang dan bahkan memasarkan
produknya di tingkat dunia. “Ekspor produk akan membawa dampak sosial dan
ekonomi yang baik bagi komunitas lokal, termasuk para pengrajin batik, serta
sebagai cara untuk memperkenalkan indahnya kreasi budaya Indonesia di kancah
dunia,” tutup Diana.