Investasi Aset Kripto Sebagai Sarana Pengembangan Ekonomi Anak Muda
Investasi aset kripto
kini telah menjadi salah salah satu pilihan anak muda untuk mengembangkan
ekonomi mereka. Anak muda terutama Gen Z dan Milenial sudah banyak melirik aset
kripto untuk menjadi pilihan instrumen investasi mereka.
Beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag),
Jerry Sambuaga, mengatakan banyak kalangan anak muda yang mulai melihat aset
kripto sebagai ruang baru yang menjanjikan untuk meningkatkan kondisi keuangan
mereka.
"Terjadi perubahan perilaku investor maupun pedagang
khususnya di kalangan anak muda yang mulai melihat kripto sebagai ruang baru
yang menjanjikan. Anak muda dan investor pada umumnya cara berpikirnya out of
the box dan selalu mencari peluang baru. Jadi, selain alternatif bursa saham
saat ini mereka juga melihat kripto bisa menjadi sarana pengembangan
ekonomi," kata Jerry dikutip situs resmi Kementerian Perdagangan RI.
Baca juga: Siasat Investasi Kripto saat Pergerakan Pasar Lesu
Senada dengan Jerry, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset
Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda, mengatakan investasi
aset kripto kini sudah didominasi oleh kalangan Gen Z dan Milenial. Volatilitas
ekonomi dan pandemi COVID-19 mempercepat tren pertumbuhan anak muda yang
memperdagangkan kripto dan NFT.
"Salah satu hal yang menyebabkan peningkatan tersebut
adalah kemudahan bagi investor Milenial dan Gen Z dalam melakukan pembukaan akun
atau wallet secara online kripto melalui smartphone. Mereka termasuk generasi
yang tech savvy sehingga lebih akrab dengan teknologi dan open minded dengan
hal-hal yang baru, termasuk aset kripto dan blockchain," kata pria yang
akrab disapa Manda.
Baca juga: Memandang Aset Kripto sebagai Komoditas Objek PPN
Menurut data Bappebti, dari 12,4 juta investor per Februari
2022, mayoritas investor di aset kripto di Indonesia sebesar 40 persen
didominasi oleh usia 25-34 tahun. Sedangkan data internal Tokocrypto,
mengungkap secara keseluruhan 67 persen investor aset kripto di Indonesia
berusia 18-34 tahun. Rinciannya, 36 persen 18-24 tahun dan 31 persen 25-34
tahun.
Aset kripto juga bisa menjadi investasi jangka panjang untuk para generasi muda. Meski memiliki volatilitas tinggi, kripto kini tengah populer sebagai bagian rencana dari tabungan pensiun investor muda. Para investor muda dapat mengambil lebih banyak risiko untuk strategi investasi mereka, karena memiliki waktu yang panjang.
Tantangan Ledakan Investor Muda
Pertumbuhan investor muda di
industri aset kripto bisa menjadi berkah dan sekaligus tantangan. Seperti
diketahui industri kripto masih tergolong baru dengan pertumbuhan yang cepat,
banyak orang yang belum memahami tingkat risiko dari investasi mereka.
Baca juga: Indonesia Jadi Pengadopsi Aset Kripto Tertinggi di Dunia
"Tantangannya, anak muda
punya rasa curiosity yang tinggi.
Jadi kita harus siap memberikan edukasi dan pemahaman kepada mereka terkait
investasi di aset kripto. Generasi Milenial dan Gen Z rentan terkena FOMO.
Mereka bisa ikut investasi karena mengikuti tren dan termakan flexing di media sosial," jelas
Manda.
Lebih lanjut Manda menambahkan
dorongan ingin keuntungan yang cepat bisa membahayakan investor muda untuk
mengambil langkah yang salah. Bahayanya, generasi Milenial dan Gen Z lebih
berani berutang pakai paylater atau
lainnya membeli produk investasi yang belum tentu akan memberikan imbal hasil
yang diharapkan.
"Kami di asosiasi bersama
para pedagang aset kripto lain terus menggencarkan program edukasi untuk
kalangan investor muda, antara lain mengedukasi tentang analisa fundamental, top to down analysis, analisa teknikal,
manajemen portofolio, diversifikasi dan lainnya. Hal penting lannya, mereka
harus memiliki pondasi literasi keuangan yang baik. Seperti dana untuk
kebutuhan sehari-hari, tabungan dan investasi," pungkas Manda.