5 Perbedaan Utama antara Usaha dan Startup
Pernahkah Anda bertanya apa definisi startup
sebenarnya? Banyak orang masih tidak bisa membedakan antara startup dan membuka usaha sendiri.
Padahal keduanya punya perbedaan meski saat ini usaha dan startup
sama-sama memanfaatkan teknologi.
Untuk memahami hal ini dengan lebih mudah, mari kita lihat
lebih dekat apa yang mengklasifikasikan perusahaan menjadi sebuah startup. Sebuah startup melakukan kegiatan operasionalnya sekaligus perkembangan
inovasi secara cepat dan seringkali menyebabkan disrupsi industri yang
signifikan.
Sedangkan, membuka usaha adalah aktivitas berbisnis dengan
tujuan kewirausahaan dan melayani pasar lokal dengan model bisnis yang lebih
konvensional. Tipe usaha yang cukup populer di Indonesia meliputi katering
rumahan, penyedia jasa desain grafis, bisnis percetakan, menjual aneka minuman
dan makanan ringan, jasa cuci kendaraan, dan lainnya.
Baca juga: Startup, Karakteristik dan Perkembangannya di Indonesia
Ketika menyandingkan antara startup dengan usaha atau bisnis, keduanya mungkin terlihat mirip
karena sama-sama memanfaatkan teknologi internet. Namun, kalau mengamati lebih
cermat, Anda bisa mengetahui perbedaan keduanya. Berikut ini lima perbedaan
utama antara startup dan usaha
menurut Darryl Ratulangi, Managing Director OCBC NISP Ventura.
1. Tujuan Bisnis
Saat membangun startup,
Anda harus memiliki tujuan inovasi teknologi yang jelas dengan model bisnis
yang terukur. Kemudian, Anda harus mengumpulkan dana untuk mulai mengembangkan
perusahaan secepat mungkin sehingga dapat mengalahkan para pesaing.
Hal ini berbeda dengan membuka usaha yang cenderung berfokus
pada dua hal. Pertama, keinginan untuk memulai bisnis dengan model bisnis
tradisional di pasar yang lebih mudah dijangkau secara efektif. Kedua, membuka
usaha untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar dari pada pengeluaran atau
dengan kata lain yang menguntungkan.
Baca juga: Saatnya Investor Melirik Startup Daerah
2. Ruang Lingkup
Menentukan ruang lingkup bisnis adalah hal yang tidak boleh
terlewatkan. Ruang lingkup membuka usaha pada umumnya less scalable sehingga membatasi kemungkinan pertumbuhan usaha dan
hanya berfokus pada pelanggan tertentu saja. Di sisi lain, founder startup berfokus untuk memenangkan market share sebanyak
mungkin.
3. Tim dan Manajemen
Kualitas suatu bisnis maupun startup juga ditentukan oleh sumber daya manusia di dalamnya.
Jumlah pekerja dalam sebuah usaha pada umumnya membutuhkan pekerja dengan
keterampilan yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan operasional usaha tersebut.
Para pekerja pada sebuah usaha biasanya memiliki tugas dan kewajiban yang
jelas.
Lain halnya dengan founder
startup yang harus memilih pekerja dan tim yang berkualitas dan dinamis
untuk memimpin dan mengelola startup
sejak awal agar startup dapat bertumbuh dengan maksimal dan secepat mungkin.
Tim awal sebuah startup sering harus
mengerjakan tugas yang tidak berhubungan dengan peran mereka karena belum
memiliki jumlah pekerja yang cukup untuk semua peranan.
Baca juga: Bisnis di Balik Tren: Sukses Instan atau Sukses Semu?
Dalam proses pendiriannya, sebuah startup umumnya dimulai
dengan seorang founder atau beberapa co-founders yang berperan untuk
merancang ide dan inovasi. Kemudian, untuk membangun produk atau servis sesuai
dengan ide awal tersebut, mereka akan merekrut tim awal, seperti product
manager dan software engineer.
Semakin besar startup, semakin banyak
juga jumlah pekerjanya.
4. Risiko
Membangun bisnis startup
maupun usaha tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Sebagai pendiri startup ataupun usaha, Anda akan
menghadapi berbagai risiko. Membangun startup
memiliki lebih risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan membangun usaha
konvensional, karena startup pada
umumnya menguji produk atau model bisnis baru yang belum pernah dikenal
masyarakat sebelumnya.
Sedangkan membuka usaha memiliki risiko yang relatif lebih
rendah karena menggunakan model bisnis yang
umumnya sudah pernah terbukti. Singkatnya, pendiri usaha konvensional
lebih fokus untuk mencocokkan, meningkatkan, atau menumbuhkan model bisnis di
pasar yang sudah lebih mapan.
Baca juga: Ikut Tren Bisnis yang Lagi Booming atau Jalani Sesuai Passion?
5. Pendanaan
Pendanaan selalu menjadi perhatian karena dianggap sebagai
fondasi penting untuk membangun dan mengembangkan bisnis. Jika Anda sebagai
pendiri usaha, Anda dapat menggunakan pinjaman perbankan maupun modal pribadi
maupun bantuan dari orang terdekat, seperti tabungan pribadi, investasi dari
pihak keluarga, dan teman.
Namun, jika Anda sebagai founder startup, Anda dapat mendapatkan pendanaan yang sangat berbeda dengan membuka usaha. Para founder dapat memperoleh pendanaan dari angel investors, perusahaan modal ventura, hingga sistem crowdfunding. Untuk mendapat kepercayaan investor, founder startup harus menguasai kemampuan presentasi dan mengetahui dengan baik apa yang dicari investor.