Bahana TCW Proyeksikan Inflasi Ekonomi 2022 Meningkat 3 Persen
Memasuki tahun 2022, pemulihan perekonomian dunia
diperkirakan akan terus berlanjut bersamaan dengan tingginya inflasi global.
Namun dengan perbaikan rantai pasokan, inflasi berpotensi untuk perlahan mereda.
Normalisasi inflasi berpeluang lebih cepat terjadi di negara
berkembang yang telah terlebih dahulu menaikan suku bunga sejak 2021. Di lain
sisi, Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed
baru akan menaikan suku bunganya di pertengahan 2022 setelah menyelesaikan
proses pengurangan pembelian asetnya (tapering).
Bank Indonesia berpotensi mulai menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di semester kedua 2022
sebanyak dua kali untuk mengantisipasi kenaikan inflasi domestik. Sementara, tools kebijakan bank sentral lainnya
akan tetap terjaga akomodatif untuk mendukung pemulihan kredit dan ekonomi.
Baca juga: Mungkinkah Ekonomi Indonesia 2022 Lebih Baik dari 2021?
Dalam siaran tertulisnya, PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) memperkirakan Inflasi
meningkat ke kisaran tiga persen, sejalan dengan kembalinya daya beli
masyarakat dan kenaikan harga energi seperti listrik dan BBM.
Pemulihan ekonomi 2022 akan lebih didorong oleh peran sektor
swasta, menggantikan pemerintah yang mulai mengurangi belanjanya. Kami
mengekspektasikan rupiah terjaga stabil seiring dengan reformasi struktural melalui
UU Cipta Kerja yang berpotensi
menarik investasi asing ke Indonesia.
Bahana TCW menyambut 2022 dengan optimisme pemulihan ekonomi
pasca pandemi. Reksa dana saham diproyeksi menjadi instrumen paling menarik
selain reksa dana pasar uang yang akan
kembali memberikan imbal hasil yang menarik seiring kenaikan suku bunga acuan
Bank Indonesia. Sedangkan reksa dana pendapatan tetap (obligasi) diperkirakan
akan memberikan return single digit.
Baca juga: Optimisme Pemulihan Ekonomi dari Pasar Modal Indonesia
Presiden Direktur Bahana TCW Rukmi Purborini menilai pada
2022, fundamental makro yang diproyeksikan akan lebih baik dan sentimen
eksternal yang terus memperkuat perekonomian nasional, diharapkan dapat menjaga
kondusifitas investasi di Indonesia.
“Didorong oleh optimisme ini, kami juga berkomitmen untuk
tetap fokus berinovasi melalui produk, layanan dan sistem kami agar dapat terus
menghadirkan produk-produk investasi dikelola dengan baik dan berorientasi pada
profitabilitas yang baik pula,” ungkap Rukmi.