Empat Potensi Adopsi Blockchain di Indonesia
Blockchain menjadi
salah satu teknologi yang memiliki pemanfaatan yang luas. Blockchain masih dipandang hanya berkaitan dengan cryptocurrency, padahal
ada banyak potensi yang bisa dimaksimalkan dari teknologi blockchain.
Dalam riset 2021 Indonesia Crypto Asset Report yang dilakukan Coin Folks, ada
empat potensi blockchain di
Indonesia. Penerapan teknologi blockchain
biasanya diaplikasikan pada sektor keuangan. Namun
beberapa penelitian saat ini berfokus pada pengaplikasian blockchain pada sektor industri lainnya.
1. Blockchain untuk Sistem Voting Pemilu
Teknologi blockchain kian relevan dipertimbangkan sebagai alternatif teknologi untuk menyimpan dan mengamankan data pemilih. Bukan tidak mungkin, implementasi pemilu 2024 dapat mengimplementasi blockchain sebagai sistem pemilihannya.
Baca juga: Meneropong Harga Aset Kripto Bitcoin di Awal Tahun 2022
Sebagai contoh Voatz, adalah salah
satu perusahaan yang mengimplementasikan pemilu berbasis blockchain di Denver, Colorado, pada 2019. Dengan blockchain, sistem pemilihan dapat lebih
mudah diaudit, tidak terbantahkan, terbuka, serta transparan. Pasalnya, semua
tercatat dalam jaringan blockchain.
2. NFT untuk Sertifikat Tanah
Pada dasarnya blockchain dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sistem yang
efisien untuk mencatat transaksi keuangan. Tujuannya untuk menjaga catatan
mengenai transaksi yang aman dan terdesentralisasi.
Blockchain bisa
menjadikan non-fungible
token atau NFT bukan
sekedar seni, namun lebih kepada bukti kepemilikan terhadap suatu aset virtual
yang tercatat secara 'immutable'
dalam jaringan blockchain. Permasalahan surat tanah, dapat terselesaikan jika
semua tercatat dalam jaringan blockchain
serta seluruh dokumen tercatat sebagai NFT.
Baca
juga: Aset NFT dan Bitcoin Harus Dilaporkan dalam SPT Tahunan
3. Marketplace NFT Lokal
Beberapa projek NFT lokal sudah bisa
mencuri perhatian masyarakat global. Namun sayangnya, belum ada marketplace yang bisa
merajai industri NFT layaknya e-commerce seperti
Tokopedia, Shopee, dan lainnya. Suatu peluang yang sangat besar jika terdapat
satu marketplace yang bisa memperluas
karya-karya NFT anak bangsa.
"Di Indonesia sendiri aset
digital NFT masih tergolong baru, belum ada data lengkap mengenai tren
pertumbuhannya. Meski begitu, dilihat dari pasar semakin mature, dengan banyaknya marketplace
NFT yang bermunculan salah satunya TokoMall by Tokocrypto," kata COO Tokocrypto Teguh
Kurniawan Harmanda.
Baca juga: Meneropong Masa Depan NFT sebagai Aset Digital pada 2022
4. Privasi Data lewat Web 3.0
Perkembangan Web 3.0 memungkinkan
privasi data bisa terjaga. Beberapa platform Web 3.0 tidak membutuhkan data
privasi seperti email, nomor telepon,
atau bahkan foto selfie dengan KTP
untuk registrasi. Sehingga potensi pencurian dan penyalahgunaan data bisa
diminimalisir.
5. Teknologi Blockchain pada Industri Kesehatan
Blockchain cocok untuk bidang kesehatan, karena banyak data yang dihasilkan pada sektor ini karena bersifat berkesinambungan. Blockchain bisa diimplementasikan untuk berbagai kebutuhan, seperti menyimpan data riwayat kesehatan pasien, melakukan transfer data dengan aman, mengatur supply chain peralatan medis serta obat-obatan, dan membantu para peneliti dalam mengolah kode genetik.