Bank DBS Siap Kawal Rencana Pemulihan Ekonomi Indonesia
Indonesia siap meninggalkan 2021 dengan sejumlah torehan
keberhasilan signifikan yang mencerminkan keseriusan upaya pemerintah, terutama
di bidang kesehatan dan ekonomi. Kondisi tersebut tentunya ikut menguatkan
keyakinan sejumlah pihak untuk mendukung program pemerintah Indonesia dalam
mengawal laju pemulihan kesehatan masyarakat dan perekonomian.
Dalam bidang kesehatan, hingga minggu kedua Desember 2021,
berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, sebanyak 103 juta warga telah
divaksinasi dosis lengkap. Sementara 146 juta warga lainnya telah divaksin
dosis pertama.
Secara total, sebanyak 251,14 juta dosis vaksin telah
disuntikkan, dan akan menembus 300 juta vaksinasi pada minggu ketiga Januari
2022. “Vaksinasi
yang kami lakukan sudah mencapai 38,16 persen dari jumlah total populasi,” ujar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Baca juga: Mampukah Ekonomi Indonesia Bangkit Pada 2022?
Pada sektor perekonomian, fenomena pemulihan juga sudah
tergambar jelas secara perlahan-lahan. Bank Indonesia
memprediksikan bahwa Indonesia akan mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi
4,7-5,5 persen pada 2022.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS),
Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 3,51 persen pada kuartal III
2021 (YoY). Sektor usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencatatkan
pertumbuhan tertinggi sebesar 14,01 persen. Ekspor barang dan jasa juga
terlihat membukukan kenaikan tertinggi sebesar 29,16 persen.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga beberapa waktu lalu
menyatakan, kondisi perekonomian
Indonesia semakin menunjukkan indikasi bertumbuh. Terlihat dari neraca
perdagangan Indonesia pada Oktober lalu yang surplus sebesar US$5,73 miliar. “Secara
akumulatif, pada periode Januari 2021 hingga Oktober 2021, tercatat surplus
sebesar US$ 30,81 miliar, terbesar dalam 10 tahun terakhir,” ujarnya.
Baca juga: 3 Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022, Apa Saja?
Sementara itu, Senior Economist DBS Bank Radhika Rao, dalam
sebuah diskusi beberapa waktu lalu juga mengutarakan rasa optimisme terhadap
perekonomian Indonesia. Menurut dia, ada tiga hal penting yang dapat memicu
terjadinya peningkatan pertumbuhan
perekonomian Indonesia pada 2022. Pertama, Indonesia akan berhasil
memberikan dosis vaksin penuh kepada 99 persen dari total populasi dewasa pada
Maret 2022.
Kesuksesan capaian vaksinasi dan membaiknya tingkat
pemulihan ekonomi akan menuntun Indonesia pada kondisi yang kedua, yaitu
kemampuan untuk dapat menawarkan lebih banyak investasi dan bergerak pada
sektor komoditas hilir serta akselerasi digitalisasi, sehingga akan menunjukkan
pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil.
“Ketiga, laporan fiskal Indonesia yang memuaskan dan
langkah-langkah untuk mengurangi pajak pada rasio Produk Domestik Bruto (PDB)
akan memperkuat rasio utang dibandingkan negara lain di Asia,” ungkap Radhika.
Baca juga: BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 2022 Sebesar 4,7-5,5 Persen
Radhika menambahkan, program vaksinasi merupakan salah satu
kunci dari keberhasilan penanganan pandemi di Indonesia. Dengan terlaksananya
program vaksinasi secara masif dan terstruktur, mobilitas masyarakat akan meningkat
dan hal ini memicu aktivitas perekonomian untuk mulai berjalan kembali.”
“Jika dapat terus dipertahankan, ekspektasi pemulihan
ekonomi, serta pergerakan komponen lain seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi
pemerintah, investasi, hingga ekspor dan impor dapat berjalan sesuai harapan,”
kata Radhika.
Bank DBS Indonesia
selama ini juga telah mendukung berbagai upaya pemerintah untuk menanggulangi
pandemi Covid-19. Caranya dengan berpartisipasi dalam berbagai upaya kolektif
untuk meringankan beban masyarakat yang paling terdampak pandemi.
Baca juga: Laju Inflasi Indonesia 2021 Tetap Rendah, Ini Rinciannya
Pada Juli 2021, Bank DBS Indonesia telah menyumbangkan 1.000
konsentrator oksigen kepada masyarakat terdampak melalui Kementerian
Kesehatan. Bekerja sama dengan salah satu wirausaha sosial binaannya,
Garda Pangan, Bank DBS Indonesia juga mendonasikan paket donasi sebesar Rp131,2
juta secara berkala bagi 5.252 masyarakat terdampak.
Secara internal, Bank DBS Indonesia juga telah memberikan
kemudahan bagi karyawan untuk dapat bekerja lebih efektif, baik dari rumah
maupun dari kantor. Selain itu juga memperkuat lini teknologi informasinya guna
memanfaatkan era transformasi digital yang saat ini tengah melanda berbagai macam
sektor industri.
Dalam prediksi berbagai pihak, juga ditemukan bahwa berbagai
teknologi pendukung era transformasi digital, e-commerce, dan ekonomi ramah lingkungan berkelanjutan akan semakin
menjadi prioritas di 2022.
Baca juga: OJK: Kinerja Sektor Jasa Keuangan 2021 Stabil
Terkait hal ini, Bank DBS Indonesia telah memperkenalkan
Socially Responsible Investment (SRI) sejak 2017. DBS juga telah menjadi mitra
distribusi green sukuk. Seluruh hasil penerbitan sukuk tersebut akan digunakan
pemerintah untuk membiayai berbagai proyek ramah lingkungan
berkelanjutan.
Bank DBS Indonesia juga telah memberikan pembiayaan ekspor
dan pinjaman untuk usaha ramah lingkungan (export
financing sustainability-loan) di Indonesia. Hal ini tentunya berjalan
serasi dengan aspirasi banyak kalangan yang mendambakan terbentuknya ekosistem
industri berkelanjutan demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik di masa
datang.
Untuk mendukung program inklusi keuangan dan digitalisasi
perbankan, Bank DBS Indonesia juga berpartisipasi dengan menjadi salah satu dari
22 institusi perbankan yang akan menerapkan sistem pembayaran BI-FAST
tahap pertama.
Baca juga: 87 Persen Pelaku Bisnis Optimistis 2022 Revenue Perusahaan Meningkat
Sistem BI-FAST dirancang untuk menyediakan infrastruktur
pembayaran ritel nasional yang aman, efisien dan real time. Melalui BI-FAST,
nasabah dimungkinkan untuk melakukan instant transfer hanya berbekal nomor
ponsel atau alamat email penerima.
Bank DBS Indonesia menerapkan biaya transfer pembayaran
BI-FAST sebesar Rp2.500 sejak Desember 2021. Melalui program ini, nasabah
korporasi dapat mentransfer dana hingga Rp250 juta secara real time dan hanya
akan dibebani dana transfer sebesar Rp2.500 per transfer.
Pada tahap selanjutnya, Bank DBS Indonesia akan berfokus pada transfer kredit individual dan akan melayani transfer debit, bulk credit, dan request for payment mulai 2022 seiring dengan persiapan yang dilakukan oleh Bank Indonesia.