Ekonomi Membaik, BNI Dorong Pembiayaan Sindikasi pada 2022
Pertumbuhan ekonomi mulai banyak
mendorong perusahaan korporasi merealisasikan proyek-proyek besar pada akhir
tahun ini. Hal ini pun menjadi peluang untuk perbankan meningkatkan pembiayaan
khususnya secara sindikasi.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
(BNI) terus mendorong pembiayaan sindikasi di tengah-tengah Pandemi Covid-19 seiring
dengan kecukupan modal, likuiditas serta besarnya potensi pembiayaan korporasi
berkualitas tinggi.
Corporate Secretary BNI Mucharom menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
diproyeksikan pada kisaran 3,7-4,5 persen akan menjadi modal optimisme
pemulihan perekonomian nasional dan ekspektasi pelaku ekonomi di 2021.
Baca juga: DBS Group Research: Ekonomi Indonesia 2022 Siap-siap Lepas Landas
Kondisi tersebut diharapkan memberikan dampak terhadap
kinerja industri perbankan. Di mana, pertumbuhan
dana pihak ketiga perbankan masih relatif tinggi di tengah pandemi, dan di sisi
kredit sudah mulai alami pertumbuhan positif sejak pertengahan 2021.
Salah satunya adalah pertumbuhan kredit sindikasi yang dapat
terangkat seiring perbaikan kinerja pelaku usaha korporasi
swasta. Mucharom juga merasa yakin dengan bekal kapasitas dan kecakapan BNI
dalam menciptakan peluang-peluang baru kerja sama kredit sindikasi ke depan.
“Hal ini sejalan dengan strategi bisnis kami yang fokus pada
penyaluran kredit debitur korporasi Top Tier. Proyek hijau atau green loan juga terus menunjukkan
kebutuhan pembiayaan ticket size
besar sekaligus berkualitas sehingga menjadi motor pendorong kinerja kredit
sindikasi BNI,” katanya.
Baca juga: Varian Covid-19 Omicron dan Dampaknya terhadap Ekonomi Indonesia
Adapun, hingga kuartal III 2021 pembiayaan sindikasi BNI
masih berjalan sesuai dengan pipeline.
BNI telah menyelesaikan beberapa kesepakatan sindikasi strategis termasuk
pembiayaan proyek Tol Cijago (Tol Cinere-Jagorawi).
Sejauh ini, BNI telah melakukan closing sejumlah new deals dengan total sekitar ekuivalen
Rp57 triliun, di mana porsi BNI mencapai Rp20 triliun atau sekitar 35 persen
yang didominasi oleh sektor konstruksi sebesar 38,5 persen, sektor
perindustrian 22,1 persen, sektor listrik gas dan air 15,8 persen
dan sektor pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 13,2 persen.
Pada 2022 ini, BNI berharap pertumbuhan kredit akan sejalan
dengan target di industri perbankan. Pembiayaan sindikasi pun akan menjadi
salah satu pendorong pencapaian target di masa pemulihan ekonomi yang lebih
baik pada tahun 2022.
Baca juga: Mampukah Ekonomi Indonesia Bangkit Pada 2022?
Mucharom menuturkan bahwa penyaluran kredit sindikasi
perseroan tak sebatas pembiayaan. BNI kerap menjadi Lead Arranger sehingga
mendorong percetakan fee based income (FBI) yang signifikan dimana hingga
kuartal IV 2021 diperkirakan akan tercapai 112 persen dari target.
BNI juga proaktif melanjutkannya dengan berbagai kerja sama tambahan seperti cash management dan pembiayaan konsumer dengan mitra debitur kredit sindikasi. “Kami pun melihat potensi bisnis pembiayaan di sektor-sektor yang menunjukkan pemulihan secara cepat pasca pandemi Covid-19 antara lain kesehatan, telekomunikasi, konstruksi, infrastruktur, energi dan manufaktur,” imbuhnya.