Tips Sukses Jadi Investor Saham ala Lo Kheng Hong
Dunia investasi saham tidak asing dengan
sosok Lo Kheng Hong yang dijuluki Warren Buffett Indonesia. Ia telah malang
melintang di dunia investasi dan mengecap asam garam
32 tahun dalam investasi pasar modal, melewati berbagai kondisi
ekonomi tanah air.
“Berinvestasi itu mudah dan sederhana bagi mereka yang punya
tujuan dan sabar” kata Lo Kheng Hong dalam acara makan malam bertajuk
“SimInvest Year End Dinner Bersama Lo Kheng Hong” yang digelar PT Sinarmas
Sekuritas dan Sinarmas Asset Management.
Sebagai sosok yang menginspirasi banyak anak muda untuk
berinvestasi di pasar modal, sosoknya tak pernah pelit membagikan tips
berinvestasi di pasar modal. Tak bosan-bosan dirinya mengingatkan agar investor
muda berinvestasi pada sesuatu yang dipahami.
Baca juga: Daftar 20 Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes 2021
Tentang suka duka bermain di pasar modal, ia mengaku mulai
berinvestasi saham pada tahun 1989, dan mengaku tidak pernah mendapatkan
keuntungan selama empat tahun. Saham yang ia beli rugi dan belum kembali pada
harga yang layak untuk dijual.
“Saya melewati masa tight
money policy atau kebijakan pengetatan keuangan ketika mulai berinvestasi.
Tapi saya tidak putus asa dan akhirnya pada tahun 1992 saya untung,” kenang
pria kelahiran Jakarta, 62 tahun lalu ini.
Tidak berpuas diri atas keuntungan yang diraih, Lo
melanjutkan investasinya dengan terus memburu saham yang dirasa punya prospek
bagus dan harganya masih murah. Prinsipnya adalah mendapatkan saham berharga
murah, tapi bernilai besar.
Baca juga: Ikut Tren Bisnis yang Lagi Booming atau Jalani Sesuai Passion?
Apa yang membuat Lo Kheng Hong sukses dalam investasi di
pasar modal? Berikut tips sukses berinvestasi di pasar modal dari Lo Kheng
Hong.
1. Baca Laporan
Keuangan
Menurutnya, tidak ada alasan investor atau trader tidak membaca laporan keuangan.
Sebab kunci untuk memilih emiten itu justru dari laporan keuangan. Investor
bisa mulai membaca laporan keuangan dari: berapa laba, penjualan, modalnya
berapa, berapa utangnya, utangnya lancar atau macet.
2. Sabar Menanti
Hasil Terbaik
Tidak ada yang instan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Ini dibuktikan Lo Kheng Hong ketika pertama kali terjun berinvestasi. Bukannya
untung tapi malah rugi, karena memulainya dengan cara yang salah yakni: membeli
saham IPO dengan harga murah, lalu menjualnya ketika listing dengan harapan
mendapatkan keuntungan. Padahal untuk mendapatkan hasil terbaik, berinvestasi
perlu waktu.
3. Beli Saham yang
Bidang Usahanya Baik
Memilih emiten sebenarnya tidak sulit, investor hanya perlu
mencari industri yang dapat bertahan dalam berbagai kondisi ekonomi. Setelah
menentukan industrinya, sortir perusahaan yang misalnya masih memiliki price to book value (PBV) kecil tapi
asetnya banyak dan utangnya kecil.
Baca juga: Profil 3 Perempuan Terkaya di Indonesia Versi Forbes 2021
4. Pilih Perusahaan yang
Untung
Lo Kheng Hong mengatakan, anti membeli perusahaan yang rugi.
Karena dirinya selalu mencari perusahaan yang bisa menjadi mesin uang buatnya.
Sehingga ia sama sekali tidak tertarik pada perusahaan yang dari awal telah
mengalami kerugian.
5. Track Record
Pimpinan Perusahaan yang Baik
Setiap menentukan saham yang hendak dibeli, selalu cari tahu pimpinan perusahaan itu, seperti direksi dan komisaris. Pastikan bahwa selama berkarier di industri, mereka adalah pribadi yang berintegritas, jujur dan memiliki reputasi yang baik.