Industri Asuransi Umum Diprediksi Tumbuh Single Digit pada 2022
Melihat perkembangan
saat ini, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) merasa iptimistis terhadap
kinerja asuransi umum di tahun depan. Asosiasi memproyeksikan bahwa industri asuransi
umum dapat tumbuh single digit.
Proyeksi itu
disampaikan oleh Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset & Analisa AAUI Trinita
Situmeang yang mengatakan, optimisme itu sejalan dengan tren positif pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang terus positif dan prospek indusri asuransi yang
semakin membaik.
Dalam
paparan Kinerja Asuransi Umum dan Reasuransi Triwulan III 2021, Trinita
mengungkapkan kinerja ekspor di sektor migas, pertanian, industri pengolahan,
dan pertambangan yang secara keseluruhan tumbuh 50,9 persen year on year (yoy) menjadi salah satu
pendorong pertumbuhan bisnis asuransi umum.
Baca juga: BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 2022 Sebesar 4,7-5,5 Persen
Pada sisi
lain, penjualan kendaraan bermotor dan properti yang mulai mengalami kenaikan
juga diharapkan akan berdampak positif terhadap pertumbuhan premi dari lini
bisnis asuransi kendaraan
bermotor dan asuransi properti.
“Ada lini
bisnis akan menggeliat kembali, tapi masih perlahan. Akan ada lini bisnis yang
menjadi penopang secara konsisten, tumbuh di atas rata-rata lini bisnis
lainnya. Kami melihat pertumbuhan di single
digit, tapi single digit besar karena kami optimis,” papar Trinita.
Pada kesempatan
itu, Ketua Departemen Riset & Analisa AAUI Anita Faktasia menerangkan
pertumbuhan asuransi umum tahun depan diperkirakan masih akan ditopang oleh
lini bisnis asuransi properti dan kendaraan bermotor.
Baca juga: Ini Bahayanya Telat Bayar Asuransi
Selain
itu, berlanjutnya pembangunan infrastruktur juga diharapkan dapat mendongkrak
perolehan premi dari asuransi engineering
dan surety ship. Menurutnya, pertumbuhan
perekonomian memang sebagai variable yang sangat signifikan medorong
pertumbuhan perusahaan asuransi.
tantangannya adalah bagaimana inovasi-inovasi di tahun depan untuk produk-produk asuransi. “Hasil riset Institute OJK, biasanya pandemi berlangsung 3 tahun. Kalau berlangsung 3 tahun berarti kami memang harus lakukan inovasi," kata Anita.