Menilik Peluang Pasar Saham dan Obligasi 2022
PT BNP Paribas
Asset Management (BNP Paribas AM) merilis market outlook untuk peluang
investasi di pasar saham dan pasar obligasi menuju tahun 2022. Secara umum PT
BNP Paribas AM menilai baik pasar domestik maupun pasar global mengalami pertumbuhan
ekonomi yang tidak merata.
Secara
umum, data ekonomi global memperlihatkan bahwa dunia secara perlahan menuju
kondisi yang lebih normal. Di sisi lain juga muncul tantangan baru sebagai
akibat dari konsekuensi pembukaan ekonomi. Pembukaan kegiatan ekonomi secara
hampir bersamaan di negara maju, dari yang sebelumnya stagnan, telah mengakibatkan
adanya ketidakseimbangan.
Direktur
& Head of Fixed Income PT BNP Paribas AM Djumala Sutedja mengungkapkan,
persiapan pembukaan ekonomi yang terjadi saat ini mendorong permintaan atau demand yang sangat besar, tapi supply-nya relatif lambat dalam melakukan
penyesuaian.
Baca juga: BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 2022 Sebesar 4,7-5,5 Persen
“Di saat
yang sama tingkat likuiditas global masih tinggi, sehingga dampaknya adalah
kenaikan harga-harga komoditas, baik itu makanan maupun energi, yang pada
akhirnya berujung pada inflasi yang tinggi,” ungkap Djumala dalam pemaparan market outlook PT BNP Paribas AM.
Sementara
itu kebijakan tapering oleh Bank
Sentral Amerika Serikat, The Fed yang tengah menjadi fokus perhatian pasar saat
ini diperkirakan tidak akan membawa dampak yang terlalu signifikan pada pasar
domestik.
“Volatilitas
pasar akan selalu ada. Namun, melihat kondisi fundamental pertumbuhan Indonesia
yang cukup kuat saat ini, kami optimis Indonesia dalam posisi yang siap
menghadapi tapering yang akan
berlangsung hingga pertengahan tahun 2022 nanti.” ujar Djumala.
Baca juga: Meski Pandemi, Pasar Modal Syariah Tetap Bertumbuh 45,95 Persen
Menanggapi
dampak tapering terhadap arus
kepemilikan asing di Indonesia, sentimennya pun cenderung lebih baik. Minat
asing untuk berinvestasi di pasar negara berkembang memang masih selektif. Net inflow lebih banyak terlihat pada
negara-negara yang dinilai mampu mengendalikan pandemi Covid-19 yang lebih baik
dan tingkat vaksinasi yang tinggi.
Lebih
lanjut, BNP Paribas AM menilai kondisi pasar saat ini mendukung kinerja pasar
obligasi Indonesia ke depannya. Hal itu dilihat dari sensitivitas antara
obligasi IDR dan USD terhadap dinamika pasar dari global.
“Kami
melihat adanya perbedaan sensitivitas antara obligasi IDR dan USD terhadap
dinamika pasar dari global. Obligasi berdenominasi IDR dalam hal ini less sensitive terhadap gejolak di luar
negeri karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor domestik yang sangat favourable,” ungkapnya.
Baca juga: Ekonomi Indonesia Triwulan III 2021 Tumbuh 3,51 Persen
BNP
Paribas AM juga menilai kelas aset saham juga memiliki potensi yang positif.
Kondisi faktor fundamental yang cukup baik mendukung prospek pasar saham ke
arah yang positif, dan hal ini juga terlihat dari telah kembalinya investor
asing ke Indonesia secara perlahan.
Selama nilai tukar Rupiah stabil dan earnings growth sejalan dengan ekspektasi pasar, potensi arus kepemilikan asing untuk terus masuk ke pasar saham Indonesia masih tetap ada. Namun, pemilihan saham menjadi kunci penting untuk menghasilkan outperformance.