Industri Pariwisata Indonesia Diprediksi Pulih pada 2022
Usaha pemerintah untuk
memulihkan kondisi pariwisata Indonesia
dari keterpurukan perlahan-lahan membawa hasil. Pasalnya, kondisi industri
pariwisata Indonesia, baik dari sisi okupansi hotel maupun jumlah pengunjung
destinasi wisata mulai menunjukkan pergerakkan positif. Namun, perlu dipahami
bahwa pandemi turut mengubah kebiasaan masyarakat dalam berlibur dan menginap.
Tren bepergian baik di
dalam, maupun luar negeri pun berubah menjadi yang lebih aman sesuai dengan
kondisi saat ini. Masyarakat mulai menggunakan istilah ‘Staycation’ dan
‘Work From Hotel’ sebagai ungkapan berlibur di hotel dan bekerja dari
hotel di dalam kota di mana seseorang tinggal.
Hal itu disampaikan Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Henky Manurung dalam diskusi Bobobox Market
Outlook Outdoor Travel Experience yang membahas industri pariwisata Indonesia
2022 di Jakarta (30/11/2021).
Baca juga: Sandiaga Uno: Target Pariwisata Berubah dari Kuantitas Menjadi Kualitas
Menurut
Henky, akhir-akhir ini terjadi tren positif liburan aman di mana orang-orang
akan sangat patuh dengan imbauan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan
menjaga jarak) serta penyedia akomodasi yang juga menerapkan protokol kesehatan
yang ketat melalui CHSE.
“Hal ini
merupakan sinyal positif akan bangkitnya gairah pariwisata di Indonesia di
tahun mendatang. Kami juga mengimbau, walau situasi telah membaik, kita tidak
boleh lengah, tetaplah patuh terhadap peraturan sehingga kita dapat kembali
berwisata dengan aman dan nyaman,” katanya.
Pada
kesempatan itu pula, CEO Bobobox
Indonesia Indra Gunawan melihat sektor pariwisata Indonesia kini sudah
mulai bangkit dan Bobobox melihat peluang dalam kondisi tersebut. Saat ini,
dikarenakan adanya pembatasan perjalanan mancanegara, masyarakat Indonesia
sedang berada pada fase menikmati destinasi dalam negeri, terutama destinasi outdoor
di alam terbuka.
Baca juga: 5 Tren Liburan Mulai dari Road Trip hingga Staycation di Alam
“Pengalaman
autentik dengan suguhan keindahan alam dan kekayaan budaya lokal merupakan hal
yang dicari oleh para wisatawan saat ini. Bobobox melalui BoboCabin mencoba
membawa authentic-localized-experience dari destinasi-destinasi wisata
Indonesia kepada para wisatawan dalam negeri dan mancanegara nantinya. Kami
juga optimis dengan pemulihan pariwisata Indonesia di 2022,” ucapnya.
Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 secara
signifikan memberikan dampak kepada sektor pariwisata Indonesia. Menurut data
Badan Pusat Statistik (BPS), secara kumulatif selama periode Januari-Agustus
2021, jumlah kunjungan wisata mancanegara mencapai 1,06 juta kunjungan atau
turun 69,17 persen jika dibandingkan dengan pada periode yang sama tahun 2020
yang mencapai 3,44 juta kunjungan.
Di sisi kebijakan pemerintah,
Indonesia juga secara berkala mengimplementasikan Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk meminimalisir transmisi virus dan menghindari
kasus dalam negeri melonjak naik. Selain membatasi kegiatan masyarakat,
pemerintah juga dengan gencar meningkatkan cakupan vaksinasi di seluruh wilayah
Indonesia.
Baca juga: Batal Liburan Akhir Tahun, Buat Apa Dana Liburannya?
Untuk membangkitkan usaha
pariwisata dan ekonomi kreatif dari keterpurukan akibat pandemi, Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan kolaborasi dengan berbagai pemangku
kepentingan untuk menyusun protokol kesehatan dan panduan pelaksanaan
sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment
Sustainability) bagi pelaku industri pariwisata.
Sertifikasi CHSE merupakan proses standarisasi kepada usaha pariwisata, usaha atau fasilitas lain, lingkungan masyarakat, dan destinasi pariwisata untuk jaminan kepada wisatawan dan masyarakat bahwa produk dan pelayanan yang diberikan aman dan sesuai protokol kesehatan. Adanya sertifikasi CHSE ini diharapkan dapat menjadi lampu hijau terhadap pemulihan sektor pariwisata di Indonesia.