Strategi Fuse Insurtech Membangun Ekosistem Digital di Industri Asuransi
Ekosistem digital punya peran penting mendorong literasi dan inklusi keuangan. Di industri asuransi, ekosistem digital ini dibangun oleh
perusahaan insurtech, yang punya
beragam kanal distribusi untuk memasarkan produk asuransi. Kini, banyak
perusahaan asuransi yang memilih untuk berkolaborasi dengan perusahaan insurtech untuk menghadirkan asuransi
digital.
Fuse Insurtech termasuk salah satu insurtech yang memiliki bisnis model
paling komprehensif untuk memasarkan produk asuransi, mulai dari model agent partners, asuransi mikro, financial institute, dan B2C comparison. Fuse bekerja dengan
beragam kanal milik partner untuk
mendistribusikan produk asuransi ke end-customers.
Pandemi Covid-19 mempercepat pertumbuhan asuransi dan mengubah
pola penjualan asuransi di Indonesia. Fuse memanfaatkan situasi ini, merujuk
pada pendapatan premi bruto atau gross
written premium (GWP) kuartal III 2021 yang sudah melebihi Rp1 triliun.
Pencapaian ini tak lepas dari kepercayaan lebih dari 40 perusahaan asuransi
yang memilih untuk bekerja sama dengan Fuse.
Baca
juga: Insurtech Fuse Catat Pendapatan Premi Bruto Rp1 Triliun
CEO Simas Insurtech Teguh Aria Djana menjelaskan, Ekosistem Fuse
juga menghadirkan beragam kanal distribusi, beragam produk asuransi dan membuat
Fuse punya posisi yang unik di ranah insurtech.
Itu menjadi alasan mengapa Fuse menjadi insurtech
terdepan di Indonesia.
"Fuse merupakan kontributor yang signifikan bagi Simas
Insurtech untuk perolehan premi bruto dalam kerja sama partnership. Fuse sangat inovatif dalam penggunaan teknologi untuk
menjalankan peran berbeda di ekosistem asuransi serta sangat cepat dalam hal
eksekusi,” jelas Teguh.
Asuransi Bina Dana Arta (ABDA) menjadikan Fuse sebagai
satu-satunya partner insurtech, yang
sejak kuartal IV 2020 dilabeli Fuse sebagai partner kategori Titanium. ABDA
memanfaatkan platform teknologi Fuse untuk memasarkan produk asuransi mobil,
properti dan kesehatan.
Baca
juga: Peran Teknologi Digital dalam Kemajuan Industri Asuransi
Nurmala Fitri Dewi selaku Kepala Divisi Broker ABDA percaya optimalisasi
data lewat pemanfaatan insurtech yang
optimal semakin relevan, dan dibutuhkan oleh para pelaku usaha asuransi,
sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan penetrasi asuransi di Indonesia.
Asuransi Multi Artha Guna (MAG) mengakui bahwa Fuse Pro, aplikasi
yang dikembangkan Fuse sejak tahun 2017, membuat pembelian produk serta klaim
asuransi bisa dilakukan secara online,
cepat dan mudah. Fuse juga membantu penjualan asuransi di kota-kota yang tidak
memiliki kantor cabang MAG.
"Agresivitas dalam marketing, produk asuransi yang lengkap,
tenaga pemasar atau partner
berkapabilitas, serta pengembangan teknologi yang menyesuaikan penetrasi pasar,
menjadi kunci keberhasilan Fuse," ungkap Wakil Presiden Direktur Asuransi
MAG Thomas Paitimusa.
Baca
juga: Menanti Asa Para Pekerja ter-PHK
Menanggapi hal ini, Founder sekaligus Chief Executive Officer
(CEO) Fuse Andy Yeung menerangkan, banyak potensi tersedia untuk insurtech, seiring terjadinya perubahan
perilaku konsumen akibat pandemi Covid-19. Insurtech menjadi katalisator dalam
membangun dan memperluas akses masyarakat terhadap produk asuransi.
Menurutnya, perusahaan asuransi adalah partner kunci untuk membuat sekaligus underwrite berbagai jenis produk asuransi. Fuse mengembangkan
teknologi untuk mendistribusikan produk asuransi tersebut secara efektif
melalui kanal-kanal distribusi.
“Sebagai platform teknologi yang independen, Fuse sangat terbuka
untuk berkolaborasi dengan lebih banyak perusahaan asuransi. Karena kami tidak
hanya meningkatkan penjualan produk, tetapi juga mendukung perusahaan asuransi
dalam memberikan pengalaman terbaik dalam berasuransi bagi partner dan juga end-customers,"
ujar Andy.