6 Tips Membangun Brand Bisnis Ala Yasa Singgih
Membangun
brand bisnis hingga
dikenal dan diingat banyak orang dalam waktu yang lama bukanlah perkara yang
mudah. Membangun brand selalu menjadi
tantangan bagi para pelaku bisnis, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Co-Founder
& CEO Fortius sekaligus pemilik Men’s Republic Yasa Singgih membagikan membagikan pengetahuan soal pentingnya branding dan berbagai kiat untuk
membangun brand agar bisnis bisa
mendapatkan cuan berkelanjutan dalam Lazada Seller Conference 2021.
Berikut
ini enam hal penting dari Yasa Singgih yang sudah sukses membangun bisnis
hingga masuk daftar Forbes 30 Under 30 Young Leaders & Entrepreneurs in
Asia.
1. Jadilah Brand yang Selalu Ada di Benak Konsumen (Top of Mind)
Ketika
sebuah brand selalu berada atau sudah
nyantol di benak konsumen, brand bisa
selalu diingat melalui lagu, tagline,
bahkan ketika hanya membahas suatu kategori produk. Misalnya, ketika kita
membicarakan mie instan, air mineral, hingga pasta gigi, kita ingat suatu brand tertentu. Jadi, inilah kekuatan magis
sebuah strategi branding yang tepat
sasaran.
Baca juga: Yasa Singgih: Ada 3 Kunci Utama Membangun Wirausaha
Yasa
mengatakan bahwa pemilik usaha harus memiliki mindset untuk berinvestasi dalam branding karena ia yakin investasi ini
akan berubah menjadi keuntungan ketika sebuah brand mampu menjadi brand
yang sustainable dan memiliki nilai
di mata konsumen. Akan tetapi, tentu dibutuhkan investasi dan perjuangan
yang bahkan bisa mencapai puluhan tahun untuk mencapai tahap ini.
2. Berikan Pengalaman Branding Holistik
Branding tak terjadi dengan
sekonyong-konyong menghadirkan tim desain grafis. Perubahan logo hanyalah bagian
dari branding. Branding adalah segala hal yang bersinggungan langsung dengan
konsumen, dimana karyawan juga berkontribusi.
Tim
Customer Service Men’s Republic, misalnya selalu menggunakan panggilan ‘man’
untuk semua konsumennya. Ini menjadi upaya Men’s Republic melakukan branding. Ketika sebuah perusahaan
mendesain seragam yang keren untuk karyawannya, ini juga upaya branding. Branding tak melulu soal tagline
atau logo, tapi branding adalah whole experience dalam brand yang dirasakan konsumen.
3. Fokus ke Tujuan Brand (Why)
Brand yang kuat merupakan brand yang tidak perlu lagi menjelaskan
apa yang dijual (what), atau proses
dibalik pembuatannya (how). Brand yang kuat fokus kepada tujuan brand tersebut terbentuk (why).
Baca juga: 52 Persen Konsumen Tertarik Brand Baru di Festival Belanja Online
Aspek why ini tentu saja bukan tujuan
membangun brand untuk mencari cuan,
namun harus digali lebih lebih dalam soal dampak yang diberikan brand kepada konsumen. Bagi generasi
muda saat ini, nampaknya aspek why
bisa sangat menentukan keputusan pembelian.
4. Membangun Relevansi dengan Pasar
Kegiatan branding tak melulu harus keren dan
mahal, yang penting brand itu
harus relevan atau nyambung dengan kebutuhan pasar. Kuncinya adalah pebisnis
harus bisa mendengar dan memahami targetnya, misalnya dengan meminta feedback konsumen secara berkala agar
dapat terus membuat produk yang relevan dan sesuai dengan pasar.
Dalam
waktu tertentu, brand juga harus
terus bergerak dan berubah sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga dibutuhkan
proses rebranding. Men’s Republic
yang berusia 7 tahun sudah tiga kali mengalami rebranding agar bisa selalu relevan dengan konsumen. Banyak brand terus melakukan perubahan agar
terus relevan dengan pasar karena mereka paham branding is a long term game.
5. Strategi Branding Satu Kalimat
Strategi
untuk branding tidak harus rumit.
Yasa mengatakan, banyak brand
kenamaan dunia yang mengimplementasikan strategi branding satu kalimat dan menjadi sukses. Ini bisa menjadi
alternatif bagi pengusaha di Indonesia untuk menyederhanakan strategi brand menjadi satu kalimat.
Baca juga: 4 Tips Memanfaatkan Digital Marketing untuk UMKM
Nantinya,
satu kalimat strategi ini akan selalu menjadi elemen terpenting yang
disampaikan secara konsisten dan berulang dalam marketing campaign sebuah brand
agar bisa cepat tertanam dalam benak konsumen.
6. Membangun Brand yang Menawarkan Perubahan (Impact)
Brand harus mampu menawarkan perubahan
kepada konsumen. Bila ingin membangun sebuah brand, Yasa mengimbau agar pengusaha mampu menjawab perubahan apa
yang bisa diberikan konsumen saat membeli brand
kita. Yasa kembali mengingatkan bahwa perubahan itu tidak selalu harus menjadi
luar biasa berbeda.
Bisa saja perubahan terjadi sesederhana konsumen bisa menghemat waktu dan uang ketika membeli produk dari brand kita, namun justru hal yang nampak sederhana ini terkadang berdampak luar biasa bagi konsumen.