Bank DBS dan Manulife Luncurkan Asuransi Pelindungan Penyakit Kritis
Berdasarkan
data The Lupus Foundation of America diperkirakan ada 16 ribu kasus baru
penyakit autoimun lupus setiap tahunnya di seluruh dunia. Sayangnya, kesadaran
masyarakat terhadap penyakit autoimun saat ini masih rendah karena gejalanya
yang bervariasi dan menyerupai beragam penyakit lainnya.
Sebagai
bagian dari komitmen DBS Treasures yang
secara proaktif berkomunikasi dengan nasabah untuk menyampaikan insight serta
solusi yang relevan, hadir webinar DBS eTalk Series bertajuk “Autoimmune Won’t
Keep You Apart: Living Well with Loved Ones“.
Acara ini
merupakan bagian dari peluncuran produk perlindungan terbaru MiEarly Critical
Protection (MiECP) yang fokus memberikan perlindungan terhadap penyakit kritis,
termasuk yang disebabkan oleh penyakit autoimun.
Baca juga: DBS Treasures Private Client Perkuat Manajemen Terkurasi Lintas Generasi
MiECP
hadir sebagai produk asuransi yang menyediakan perlindungan pertanggungan
terhadap 65 penyakit kritis yang didiagnosis di tahap awal, dan pertanggungan
terhadap hingga 85 penyakit kritis di tahap akhir.
Produk
ini memiliki fitur unik dan terbaru Power Reset, di mana nasabah dapat
memperbaharui uang pertanggungan menjadi 100 persen setelah klaim pertama di
tahap awal penyakit kritis atau setelah klaim perawatan di ICU.
Sehingga,
para nasabah akan mendapatkan perlindungan kesehatan yang optimal, serta
terbebas dari beban pikiran akan biaya perawatan yang besar karena penyakit
kritis, termasuk penyakit autoimun.
Baca juga: Bank DBS Indonesia dan Manulife Hadirkan Tiga Alternatif Investasi Baru
Consumer
Banking Director PT Bank DBS Indonesia Rudy
Tandjung mengatakan, produk MiECP melengkapi blueprint strategi manajemen kekayaan dari DBS Treasures, mencakup
rangkaian produk perlindungan komprehensif yang relevan bagi nasabah.
DBS
Treasures bermitra dengan PT Asuransi Jiwa Manulife
Indonesia (Manulife Indonesia) meluncurkan MiECP sebagai komitmen
bersama untuk melindungi tidak hanya kesehatan nasabah, namun juga kekayaan
serta gaya hidup nasabah bersama keluarga, sehingga mereka dapat Live more,
Bank less.
Dalam
acara eTalk Series tersebut, Dr. dr. Stevent Sumantri, DAA, SpPD, K-AI, Dokter
Spesialis Penyakit Dalam dan dosen kedokteran memaparkan, “Penyakit autoimun
merupakan suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang
tubuh sendiri karena tidak dapat membedakan antara sel asing dan sel tubuh
sendiri.
Baca juga: Mulai 2022, BPJS Kesehatan Berlakukan Kelas Standar A dan B
Sistem
kekebalan tubuh salah mengira bagian tubuh sendiri, seperti persendian atau
kulit, sebagai benda asing dan melepaskan protein yang disebut autoantibodies untuk menyerang sel-sel
sehat. Saat ini ada lebih dari 150 jenis penyakit autoimun yang diketahui,
dapat ditandai dengan munculnya gejala-gejala umum seperti kelelahan, otot
pegal, bengkak dan kemerahan, demam ringan, mati rasa dan kesemutan di tangan
dan kaki, rambut rontok, serta ruam kulit.
Penyakit
autoimun dapat menyebabkan timbulnya penyakit lainnya, atau bahkan berakibat
fatal jika tidak ditangani dengan baik dan tepat. Namun pasiennya dapat
menjalani hidup dengan baik dan nyaman jika terdiagnosis sejak awal serta
mendapatkan perawatan yang tepat secara konsisten.”
Qory
Sandioriva, Puteri Indonesia 2009 dan Duta Autoimmune Indonesia menceritakan,
pengalaman pribadinya terkait penyakit autoimun yang ia derita sejak usia 16
tahun. “Saya yang dulunya sering beraktivitas olahraga di luar rumah, tiba-tiba
mengalami sakit kepala hebat, sering pingsan dan badan terasa mudah kelelahan bahkan
sesak nafas. Saat itu, dokter mendiagnosa saya menderita darah rendah, tapi
hasil laboratorium menunjukkan hasil yang normal,” ceritanya.
Baca juga: Saatnya Pertimbangkan Kelebihan Asuransi Syariah
Qory
kembali menceritakan, saat dinobatkan sebagai Puteri Indonesia di usia 17
tahun, kondisinya memburuk dengan gejala seperti kulit terasa perih, ngilu
sendi dan tulang, otot dan saraf kaku hingga saya mengalami koma selama 3-4
hari. Berat badan pun turun drastis sebanyak 10 kilogram.
“Setelah
beberapa kali salah diagnosis, seperti Thypus, Demam Berdarah, hingga akhirnya
salah satu dokter menyatakan saya terkena Systemic Lupus Erythematosus tahap
awal atau Early Lupus.” Qory juga merasakan bagaimana tiga organ yang masih
dalam tahap penyembuhan, bertambah menjadi tujuh organ, dan penyakit autoimun
tersebut kembali muncul akibat terpapar COVID-19 pada pertengahan 2021 lalu,”
ungkapnya.