Apa Penyebab Harga Emas Naik Turun?
Emas adalah jenis logam mulia yang paling digemari masyarakat
baik untuk investasi maupun digunakan sehari-hari.
Pamor emas semakin naik saat pandemi di mana harga emas melonjak sampai
menyentuh garga Rp1 juta per gram. Orang-orang pun ramai-ramai membeli emas.
Investasi emas memang dianggap aman
dan berisiko rendah bagi orang awam yang ingin berinvestasi tetapi tidak mau
mengambil resiko. Hal ini menjawab pertanyaan akan banyaknya masyarakat yang
senang menyimpan emas mereka untuk investasi di kemudian hari dibandingkan
untuk terjun langsung ke investasi saham ataupun obligasi.
Pergerakan
harga emas pun sangatlah dinamis. Secara umum pun harga emas selalu naik. Coba
tengok harga emas di Indonesia pada tahun 2015 yang hanya berkisar Rp490 ribu per
gram. Saat ini, harga emas sudah menginjak Rp955 ribu. Artinya harga emas sudah
mengalami kenaikan hingga 48 persen.
Baca juga: Kantongi Izin Bappebti, ICDX dan ICH Selenggarakan Pasar Fisik Emas Digital
Lalu, apa
yang membuat harga emas bisa naik turun? Nah untuk memahaminya, simak ulasannya
sebagai berikut:
1. Ketidakpastiaan Kondisi Global
Berbagai
situasi yang terjadi di sekeliling kita seperti politik, ekonomi, krisis,
resesi, atau perang adalah salah satu pemicu naik dan turunnya harga emas. Yang
belakangan ini terjadi kita dihadapkan dengan berita kenaikan harga emas yang
diakibatkan oleh situasi perang dagang Amerika Serikat dan China.
Situasi
ini menggenjot investor global berbondong-bondong untuk berinvestasi aset aman
(safe haven), salah satunya emas.
Tidak heran kalau harga emas naik karena memang peminatnya sedang
banyak-banyaknya.
Namun,
kala situasi mulai adem safe haven seperti
emas akan kekurangan peminat. Risk
appetite investor datang lagi dan perburuan terhadap aset-aset berisiko
pun dimulai. Harga emas bisa jadi akan turun nantinya.
Baca juga: Hati-hati Jangan Tertipu, Ini Ciri-Ciri Emas Palsu
Bahkan
menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengakui lho, bahwa emas kerap menjadi
pilihan investor di kala ketidakpastian ekonomi global saat ini. Setidaknya ada
tiga alasan emas baru dipilih manakala ekonomi sedang tidak menentu atau terdapat
gejolak geopolitik.
Pertama,
nilai emas tetap terjaga meski terjadi inflasi atau deflasi. Kedua, nilai
emas tetap terjaga meski terjadi krisis ekonomi atau perang. Ketiga,
permintaan akan emas tidak berkurang seiring dengan ketersediaan emas yang terbatas.
Tak heran, pamor emas umumnya melejit ketika sedang krisis.
2. Penawaran dan Permintaan Emas
Hukum
penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Lebih besar permintaan emas
ketimbang penawarannya bikin logam mulia yang digemari ibu-ibu rumah tangga ini
bakal naik. Sebaliknya, harganya akan turun apabila penawaran lebih besar
daripada permintaannya.
Menariknya
nih ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas. Produksi emas di dunia
selain dari hasil pertambangan juga berasal dari daur ulang emas. Ada dua versi
hasil hitung dari total emas yang ada di dunia.
Versi
pertama dari Thomson Reuters GFMS yang menyebut angka totalnya mencapai 171.300
ton. Sementara versi kedua dari James Turk, pendiri Gold Money, yang
memperkirakan jumlahnya mencapai 155.244 ton.
3. Kebijakan Moneter
Harga
emas juga sangat tergantung dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral
Amerika Serikat (Federal System atau secara informal disebut The Fed).
Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku
bunga. Kalau The Fed menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Saat Harga Emas Turun?
Sebab
dolar menjadi gak menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung
menempatkan uangnya dalam bentuk emas. Begitu juga sebaliknya. Seperti
yang terjadi saat ini, The Fed telah memutuskan untuk menurunkan suku bunga.
Harga emas pun melonjak naik karena keluarnya keputusan tersebut.
4. Inflasi
Inflasi
adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik,
hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka
semakin mahal pula harga emas. Hal ini dikarenakan masyarakat yang enggan
menyimpan aset mereka dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya dan
lebih memilih berinvestasi emas yang harganya cenderung stabil dan lebih aman
ketika inflasi. Karena semakin diminati inilah, maka harga emas akan meningkat
pula.
Baca juga: Investasi Dinar dan Dirham, Untung atau tidak?
5. Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat
Harga
emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari
dolar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang rupiah. Oleh karena itu lah,
harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS. Apabila
nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah maka harga emas lokal menguat atau
tinggi. Sebaliknya, bila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal
cenderung turun.
Itulah
faktor-faktor yang bisa menyebabkan harga emas naik atau turun. Setelah
mengetahuinya, apakah Anda sudah siap untuk investasi emas? Terpenting adalah
emas adalah jenis investasi investasi jangka panjang yang hasilnya bisa dirasakan
di masa depan.