Empat Tantangan BI dalam Pemulihan Ekonomi Nasional
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
menyampaikan, empat tantangan bank sentral dalam menghadapi peradaban baru
akibat pandemi Covid-19. Pertama, resiliensi. Apa dan bagaimana upaya
mempercepat pemulihan ekonomi dan mendorong perekonomian menjadi lebih kuat dan
resilien. Kedua, digitalisasi. Akselerasi ekonomi dan keuangan digital nasional
yang menjadi game-changer selama
pandemi, serta digitalisasi di berbagai bidang lainnya.
Ketiga,
inklusi, yaitu perlunya akselerasi inklusi ekonomi dan keuangan, khususnya pada
UMKM dan sektor pertanian melalui klasterisasi, kewirausahaan,
akses pembiayaan, dan digitalisasi. Keempat, ekonomi hijau (green economy). Tekanan untuk
ramah lingkungan yang semakin tinggi perlu direspons melalui kebijakan reformasi struktural maupun digitalisasi.
Hal itu disampaikan Perry dalam
Konferensi Internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking
(BMEB) ke-15 dan Call for Papers dengan tema “Stimulating
Economic Recovery, Promoting Sustainable-Inclusive Growth in the Digital Era:
Challenges and Opportunities".
Baca juga: LPS: Simpanan Masyarakat Bulan Juli Stabil
Perry
menjelaskan, Bank Indonesia merespon terhadap
masing-masing tantangan tersebut dengan mengambil empat langkah. Pertama,
implementasi bauran kebijakan bank sentral (Central Bank Policy Mix) akan
terus berlanjut, tidak hanya terkait kebijakan suku bunga, tetapi juga untuk
menjaga stabilitas nilai tukar.
Kedua, BI
terus mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan dengan terus mendukung
akselerasi digital banking, fintech, e-commerce, dan industri sistem pembayaran. Ketiga, berkoordinasi
dengan Pemerintah dalam memperkuat pemulihan ekonomi, antara lain mendukung dan
mempromosikan UMKM.
Untuk
mendukung hal tersebut, BI tidak hanya melakukan pengembangan UMKM tapi juga
program onboarding untuk
mendukung UMKM Go Digital.
Keempat, green economy and
finance, melalui dukungan kebijakan makroprudensial yang ramah terhadap
lingkungan, antara lain kebijakan pembiayaan berwawasan lingkungan (green financing).
Baca juga: OJK Perpanjang Relaksasi Restrukturisasi Kredit Hingga Maret 2023
Sementara
itu, Kepala Bank Indonesia Institute (BINS) Solikin M. Juhro menyampaikan,
BI melalui BINS akan terus memperluas dan meningkatkan kerja sama strategis
dengan mitra dalam dan luar negeri lainnya guna menciptakan ekosistem riset
atau penelitian yang kuat di Indonesia.
Perluasan dan peningkatan kemitraan strategis dilakukan dengan berbagai institusi antara lain Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), berbagai perguruan tinggi, akademisi, lembaga penelitian di Indonesia, dan mitra strategis lainnya.