Kisah Sukses 3 Perempuan Pengusaha UMKM Meraih Cuan di Masa Pandemi
Siapa bilang
perempuan tidak bisa sukses dalam berbisnis? Banyak bukti perempuan pengusaha
bisa berhasil dan mampu membangun bisnis serta menghasilkan banyak manfaat bagi
orang lain. Beberapa di antaranya adalah Arlin Chondro, Lidya Angelina Rinaldi,
dan Anisa Azizah yang merintis usaha UMKM.
Ketiga entrepreneur perempuan ini merupakan pemenang
Diplomat Success Challenge (DSC) XI yang berhak mendapatkan hibah modal
usaha sebesar Rp300 juta untuk masing-masing pemenang dari total keseluruhan
hibah modal usaha sebesar Rp2 miliar.
Bagaimana cerita
perempuan-perempuan ini bisa meraih sukses? Berikut kisah dari Arlin Chondro, Lidya
Angelina Rinaldi, dan Anisa Azizah.
Arlin Chondro, Founder Peek. Me Naturals
Mulanya Arlin merintis bisnisnya
berangkat dari niatnya sebagai Ibu yang mencari alternatif lebih alami untuk
anaknya yang mengalami asma dan alergi. Singkat cerita, lahirlah Peek. Me
Natural sebagai bentuk terapi alternatif dalam bentuk aromaterapi dengan
memanfaatkan khasiat essential oils.
Namun saat pandemi menerjang,
performa bisnisnya sempat turun. Hal ini tidak membuat Arlin berhenti dan
mendorong Best of The Best Challenger DSC XI ini untuk cepat beradaptasi dengan
buat gebrakan pengembangan produk baru.
Baca juga: Siapkan Ide Bisnis dan Raih Dana Hibah Rp2 MIliar di Kompetisi DSC12
Melalui Peek. Me Naturals, brand yang melansir produk kesehatan
hingga skincare berbahan alami, meluncurkan
produk baru yaitu terapi anosmia yaitu produk aromaterapi yang membantu
mengembalikan indera penciuman yang hilang.
Produk berupa satu set in healer
ini diciptakan untuk menstimulasi saraf olfaktori supaya dapat membantu indera
berfungsi kembali. “Inovasi di tengahPPKM
ini mendapat respon positif dan telah membantu banyak konsumen di tengah
situasi pandemi,” ungkap Best of the Best Challenger DSC XI dengan bangga.
Lydia Angelina Rinaldi, Founder La Dame in Vanilla
Lydia
Angelina Rinaldi menyisir jejak kebangkitan yang sama dengan Arlin. Lydia, Founder
La Dame In Vanilla, melakukan manuver perubahan strategi yaitu fokus pada
spesifik market yang punya potensi
besar di tengah situasi pandemi.
Setelah
melalui riset perilaku konsumen di tengah pandemi dan berbekal insight yang didapatkan saat ikuti mentoring Diplomat Entrepreneur Network,
Lydia melahirkan produk baru bernama Vanilla Pound Cake Mix.
Baca juga: DSC 12: Raih Peluang Sekarang dan Bikin Gebrakan
Produk
vanila yang diklaim sehat dan bebas gluten yang dirancang membantu masyarakat urban yang akhir-akhir ini gemar baking saat menghabiskan di rumah saja.
“Dengan cara penggunaan yang mudah, produk ini membantu masyarakat menyalurkan
hobi baking di rumah. Tidak saja di
Indonesia, produk ini pun meraih respon positif dari luar negeri.” Ujarnya.
Pemilik
bisnis kue dengan bahan vanilla terbaik dari Indonesia ini menegaskan
pentingnya pelaku bisnis untuk tidak takut bikin gebrakan dengan fokus pada
inovasi produk yang lebih relevan sesuai kebutuhan masyarakat.
Anisa Azizah, CEO Tech Prom Lab
Apabila bisnis konstruksi banyak
didominasi pria, Anisa Azizah tak ragu bermain di sektor ini. Co-Founder &
CEO Tech Prom Lab yang merupakan bisnis rintisan berfokus pada inovasi material
bangunan, langsung cepat beradaptasi hadapi ketidakpastian pandemi.
Setelah fokus pengembangan hasil
riset di lab, bersama timnya Anisa merilis produk beton berpori untuk
dikomersilkan. Namun di tahun kedua bisnis berjalan, pandemi memaksanya untuk
memutar otak dalam memasarkan beton berpori pada masyarakat umum. Anisa pun
mengubah channel pemasaran dari
sebagian besar melalui offline ke online.
Baca juga: Tidak Cukup Go Digital, CEO Baba Rafi: UMKM Harus be Digital
“Memang awalnya sulit. Tidak familiar menjual bahan baku bangunan
melalui online. Namun dengan riset
mengetahui lebih jauh siapa target market-nya,
menganalisa perilaku mereka mencari sumber informasi, akhirnya kami bisa
ketahui platform digital apa yang cocok menjual bahan bangunan. Bahkan terbukti
penjualan terdongkrak naik melalui lead
dari digital.” ungkapnya.
Lebih lanjut alumni Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung ini pun optimis, lewat gebrakan Tech Prom Lab memasarkan material konstruksi seperti beton berpori melalui online, bisnisnya menjadi pionir bahwa industri konstruksi pun bisa agile memasarkan produk lewat kanal digital.