Pengertian dan Jenis-Jenis Reksa Dana
Investasi Reksa dana menarik perhatian banyak orang belakangan
ini, terutama di kalangan generasi milenial. Pasalnya, reksa dana dapat menjadi
tahapan awal dalam kegiatan investasi suatu individu. Hal ini
tentu saja dipengaruhi oleh kemudahan yang ditawarkan oleh instrumen investasi
yang satu ini.
Reksa dana
adalah kegiatan investasi dengan risiko yang dapat disesuaikan dengan profil
risiko yang Anda miliki. Seperti yang diketahui bersama, kerugian yang dapat
ditanggung oleh setiap individu berbeda antara satu dan lainnya.
Baca juga: Serupa Tapi Tak Sama, Apa Perbedaan Reksa Dana dan Saham?
Jenis-jenis Reksa Dana
Untuk
memberikan solusi dari hal ini, agen pengelola reksa dana menggabungkan
berbagai jenis reksa dana yang persentasenya akan disesuaikan dengan profil
risiko Anda. Jadi, jika Anda mengeluarkan dana dengan jumlah tertentu, dana
tersebut akan terbagi dalam jenis-jenis reksa dana.
1. Reksa Dana Saham (Equity Fund)
Pada
kegiatan reksa dana saham, agen pengelola akan menghubungi manajer investasi
untuk mengikutsertakan Anda pada kegiatan investasi yang mereka lakukan.
Sebagai contoh, apabila Anda menggunakan aplikasi seperti Bibit (agen
pengelola), Anda mungkin akan membayarkan dana kepada bank tertentu, seperti
BRI (BBRI).
Pada
situasi ini, BRI mengumpulkan dana yang telah Anda dan investor serahkan kepada
berbagai macam saham. BRI akan bertindak sebagai manajer investasi yang
mengelola dana sesuai dengan profil yang Anda inginkan.
Baca juga: Reksa Dana Pasar Uang Sebagai Alternatif Menyimpan Dana Darurat
2. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market
Fund)
Sama
seperti reksa dana saham, dana yang diserahkan akan dikumpulkan oleh manajer
investasi. Namun, dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membeli
produk-produk pasar uang, seperti deposito maupun surat berharga tertentu.
Reksa dana ini dipilih karena return yang lebih tinggi dari deposito, dengan
risiko yang rendah.
3. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed
Income Fund)
Reksadana
pendapatan tetap merupakan reksadana yang 80 persen anggarannya dialokasikan ke
obligasi atau surat utang, baik dari pemerintah maupun swasta. Tujuannya adalah
demi menghasilkan tingkat pengembalian (return)
yang stabil. Perlu dicatat, risiko pendapatan tetap cenderung lebih besar
dibandingkan dengan reksadana pasar uang.
Baca juga: Mana yang Lebih Untung, Reksa Dana atau Deposito?
4. Reksa Dana Campuran (Balance Mutual
Fund)
Reksa dana
campuran adalah jenis reksa dana yang alokasi dananya disebar ke dalam berbagai
portfolio investasi, misalnya saham, obligasi, dan pasar uang. Risiko reksadana
campuran bersifat moderat dengan tingkat pengembalian (return) yang lebih
tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap.
Nah, itu beberapa jenis reksa dana yang bisa Anda pilih. Namun, sebelum berinvestasi di reksa dana, sebaiknya Anda memahami juga cara kerja manajer investasi. Selain itu, cobalah berdiskusi manajer investasi untuk menentukan jenis investasi reksa dana yang sesuai dengan profil Anda.