Tiga Peran Investor Ritel dalam Pasar Keuangan Indonesia

Tiga Peran Investor Ritel dalam Pasar Keuangan Indonesia

Ada tiga alasan peran basis investor ritel sangat penting dalam rangka mengembangkan pasar keuangan di Indonesia. Pertama, perlu investor ritel untuk membangun negeri dan menginvestasikan dana untuk negeri.

Kedua, dengan semakin banyaknya partisipasi dari investor ritel, tingkat perputaran uang akan baik sehingga mendukung efektivitas kemajuan ekonomi. Ketiga, basis investor ritel sangat diperlukan untuk memperkuat ketahanan ekonomi, khususnya pasar keuangan.

Hal ini merupakan bagian dari reformasi struktural. Semakin banyak investor ritel, pasar keuangan akan semakin kuat dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian gobal. Di samping itu, Bank Indonesia juga turut berkontribusi mendorong pendalaman pasar keuangan baik melalui pengembangan instrumen pasar uang dan pasar valas, serta infrastruktur pasar keuangan.

Baca juga: Penerbitan SBR010 Catat Rekor Penjualan Tertinggi SBN Ritel

“Investor ritel, kami butuh Anda. Untuk negara, untuk ekonomi dan pasar keuangan, dan juga untuk Anda sendiri," tegas Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pembukaan virtual opening Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It), Selasa (03/08/2021).

Hal itu disampaikan Perry setelah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang memaparkan SBN ritel seri SBR010 yang diterbitkan di bulan Juli 2021 mencapai rekor penjualan tertinggi sepanjang penerbitan SBN ritel non-tradable, baik dari jumlah investor maupun nominal.

“Ini sesuatu yang sangat bagus dan memberikan harapan bahwa edukasi dan literasi keuangan menyebabkan basis investor ritel kita makin tinggi dan kesadaran terhadap investasi yang aman juga akan semakin meningkat,” kata Menkeu.

Baca juga: Generasi Muda Muslim Indonesia Siap Adopsi Layanan Perbankan Syariah

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengungkapkan, peningkatan literasi keuangan sejalan dengan terus bertambahnya jumlah investor individu yang membeli berbagai instrumen investasi keuangan.

Seperti jumlah investor di pasar modal yang meningkat menjadi 5,60 juta atau 96 persen year on year (yoy) pada Juni 2021 dan didominasi oleh investor ritel terutama kalangan milenial yang mencapai 70 persen.

“Literasi keuangan menjadi aspek penting bagi investor ritel yang menjadi follower di pasar modal sehingga dapat melindungi investor dari investasi ilegal dan memitigasi investasi yang hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek yang tinggi tanpa mempertimbangkan risiko, aspek legalitas produk serta aspek kewajaran penawaran,” ungkapnya.

Baca juga: Sejalan PPKM, BI Sesuaikan Batas Waktu Pelaporan Bank

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan, terciptanya pasar keuangan yang efisien dan dalam akan meningkatkan efisiensi pasar keuangan serta memperluas jangkauan pasar keuangan ke seluruh lapisan masyarakat melalui kemudahan akses dan pilihan investasi yang beragam.

“Selain itu, pasar keuangan yang efisien dan dalam akan turut mendukung terwujudnya stabilitas sistem keuangan yang lebih baik. Saat ini, semua bank yang beroperasi di Indonesia telah menjadi peserta penjaminan LPS, baik bank umum maupun BPR/BPRS,” ujarnya.

Pemerintah akan terus mengembangkan instrumen inovatif lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berinvestasi di pasar keuangan. Selain untuk mewujudkan sektor keuangan Indonesia yang inklusif, partisipasi masyarakat dalam berinvestasi dapat mendorong kemandirian bangsa untuk pembiayaan pembangunan dan menjadi penunjang stabilitas sektor keuangan.


Ichwan Hasanudin
ichwan.hasanudin
Aug. 5, 2021, 11:10 a.m.

Comments

Please log in to leave a comment.