Akankah Work from Bali Dongkrak Ekonomi Bali?
Kebijakan Work from Bali (WFB)
diambil demi membangkitkan sektor ekonomi dan pariwisata di Bali yang lumpuh sejak
dihantam pandemi. Pemerintah akan mewajibkan 25 persen aparatur sipil negara
(ASN) di tujuh kementerian/lembaga di bawah Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi untuk bekerja dari Bali yang rencananya akan
direalisasikan paling lambat pada kuartal III 2021.
WFB ini
rencananya akan direalisasikan paling lambat pada kuartal III 2021. Tujuh kementerian
itu adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian
Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Kementerian Investasi.
Kontribusi besar sektor pariwisata
terhadap Bali berdampak tinggi akan jatuhnya ekonomi di saat keterbatasan
mobilitas setahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Bali tercatat minus 9.3 persen dibandingkan
tahun lalu, jauh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2020.
Baca juga: Work From Hotel Jadi Solusi Kebosanan Kerja dari Rumah
Direktur
utama PT Hotel Indonesia Natour (HIN) Iswandi Said menyatakan, pelaku usaha
perhotelan sangat mendukung jalannya program ini karena tentunya dapat
membangkitkan perekonomian Bali dan memperlancar program Work from Hotel yang
sebenarnya sudah digadang serikat pelaku usaha di Bali sebelumnya.
Lokasi awal yang dipilih untuk
program Work from Bali adalah Nusa Dua. Lokasi ini dipilih karena berada di
bawah Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) atau Bali Tourism
Development Corporation.
Tidak hanya
menerapkan Work from Bali. Upaya lain untuk pemulihan ekonomi Bali yakni dengan
merencanakan Bali sebagai tempat penyelenggaraan 12 sidang internasional selama
setahun ke depan.
CEO/Managing Partner Grant
Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan terkait dengan kebijakan Work from
Bali (WFB), tentunya perlu diapresiasi sebagai upaya pemerintah untuk
menggeliatkan dan menghidupkan sektor pariwisata yang selanjutnya akan
menggerakkan roda perekonomian Bali secara keseluruhan.
Baca juga: Gaya Kerja Baru Konsep Flexible Working Space
Selain dari perspektif pemulihan
ekonomi, kebijakan Work from Bali juga dapat dilihat dari bagaimana upaya
lokasi pariwisata dapat tetap hidup dalam situasi Covid-19. Work from Bali juga
diharapkan mendorong tumbuhnya keyakinan dan kepercayaan bagi warga dunia bahwa
Bali sudah aman untuk dikunjungi.
“Diharapkan
kebijakan ini berjalan dengan baik dan dapat diadaptasi di berbagai lokasi pariwisata
lainnya di Indonesia untuk kembali berjalan normal dengan tetap mengedepankan
protokol kesehatan sebagai standar baru pelayanan pariwisata,” kata Johanna.
Secara psikologis, dengan
pemerintah yang berani menempatkan ASN kementerian untuk bekerja dari Bali akan
semakin memperlihatkan pariwisata di Pulau Dewata sudah siap dan menguatkan
citra positif Bali baik di mata wisatawan lokal maupun mancanegara.
Baca juga: Setelah WFH, Ada Flexible Working Space sebagai New Normal
Hanny Prasetyo, Partner dan Head
of Assurance Grant Thornton Indonesia menerangkan, Work from Bali jika dilakukan
secara tepat juga mampu meningkatkan produktivitas ASN. Banyak hal-hal yang biasanya
cukup membuat stres di Jakarta tidak ditemui di Bali, misalnya kemacetan dan
polusi udara.
“Selain itu Bali menawarkan kemudahan akses ke tempat terbuka seperti pantai selepas bekerja. Namun tentu hal-hal positif ini harus disertai dengan disiplin diri dan pemahaman bahwa program ini bukanlah liburan namun kesempatan untuk bekerja dengan suasana berbeda dan menghasilkan produktivitas lebih baik sambil membantu perekonomian Bali yang kita cintai,” terangnya.