Dirut BRI: Layanan Bank Konvensional Akan Banyak Digantikan Sistem Digital
Kemunculan
digitalisasi dalam industri perbankan
saat ini tidak bisa dihindari. Namun, maraknya bank digital yang ini tidak akan
serta merta akan diikuti oleh hilangnya layanan bank konvensional. Bank digital
dan layanan bank perbankan bisa berjalan beriringan untuk mencapai manfaat yang
lebih besar di masyarakat.
Direktur
Utama BRI Sunarso mengatakan, kehadiran bank digital bisa mendorong
agar lembaga keuangan bisa melayani masyarakat banyak dengan biaya, cara, murah,
dan seefektif mungkin. Akan tetapi, keberadaan bank konvensional masih tetap
dibutuhkan karena proses perubahan cara pelayanan terhadap masyarakat tak bisa
berubah drastis dalam waktu singkat.
“Perbankan
konvensional itu ingin sekali melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan biaya
semurah mungkin. Namun faktanya, layanan konvensional menghadapi dua tantangan.
Pertama adalah operational cost-nya itu tinggi, kedua operational
risk-nya juga tinggi. Sekarang
hal itu akan diatasi dengan bank digital,” ujar Sunarso.
Baca juga: Heboh Cryptocurrency, Bank Indonesia Siapkan Mata Uang Digital
Lebih lanjut,
di masa mendatang layanan layanan konvensional perbankan akan banyak digantikan
oleh sistem digital. Akan tetapi, waktu yang dibutuhkan agar sistem bank
digital beroperasi maksimal diperkirakan masih sekitar 5-10 tahun lagi.
Fakta itu
membuat kehadiran bank konvensional seperti BRI masih
dibutuhkan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam perjalanannya, proses
transformasi digital layanan perbankan juga turut berlangsung dan menunggu
adanya aturan dari regulator untuk pengamanan operasional dan konsumen bank
digital.
Kalau begitu
apa yang perlu diatur? Sunarso menjelaskan ada tiga hal yang harus dilakukan
oleh bank konvensional. Pertama, pengamanan operasionalnya bagi bank maupun
nasabah. Kedua, dengan digital seperti ini jangkauannya akan jadi lebih luas,
bahkan mungkin borderless,
sementara masing-masing negara punya kebijakan tentang tax.
Baca juga: Bank Indonesia Tahan BI 7-Day Reverse Repo Rate 3,50 Persen
“Kemudian
kalau penduduk antar-negara itu bisa ber-banking secara online seperti ini bagaimana
perpajakannya? Itu juga salah satu hal yang perlu diatur,” papar Sunarso dalam
keterangan resmi yang diterima Duitologi.
BRI pun
sebagai lembaga keuangan dengan jangkauan terluas di Indonesia juga telah
memulai langkah pelayanan secara hybrid untuk
masyarakat. Salah satu contohnya, layanan secara daring bisa didapatkan
masyarakat dan nasabah melalui aplikasi BRImo. Melalui platform tersebut,
pengajuan kredit dan pembukaan rekening baru di BRI bisa dilakukan hanya dalam
hitungan menit.
Baca juga: Mencari Peluang Baru, BRI Terapkan Model Bisnis Hybrid Company
Diakui
Sunarso, konversi BRI menjadi bank digital secara mendadak memiliki resiko yang
besar. Untuk itu, BRI memilih tetap menjalankan fungsinya sebagai bank
konvensional, namun proses bisnisnya didigitalkan.
Sedangkan untuk layanan bank digital, tidak di BRI-nya langsung, namun melalui BRI Agro. Perusahaan anak BRI ini memiliki ukuran yang tidak terlalu besar, dan cukup agile untuk jadikan digital attacker digital bank,” tuturnya.