Cerita di Balik Tumbangnya Raksasa Ritel Giant
Kabar mengejutkan datang dari
raksasa ritel Giant yang berencana menutup seluruh gerainya di Indonesia mulai
1 Juli 2021. Langkah itu diambil akibat menurunnya popularitas hypermarket dalam beberapa tahun
terakhir ini.
Bukan hanya di Indonesia,
penurunan tren hypermarket juga
terjadi secara global. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan,
selama 15 bulan terakhir sedikitnya tujuh bisnis ritel besar yang terpaksa
harus tutup. Mereka di antaranya Giant, Matahari, Ramayana, Centro, Gramedia,
Kinokuniya, dan Golden Truly.
Awal Giant di Malaysia
Mengutip dari laman resminya, Giant
sudah berdiri selama 77 tahun dan dibuka pertama kali di Sentul Pasar, Malaysia
oleh pengusaha Teng Sek How. Kemajuan toko perlengkapan ini cukup pesat hingga
pada 1960-an, Giant membuka toko ritel di Lorong Kurau, Bangsar, Kuala Lumpur, Malaysia.
Baca juga: Studi Visa: Konsumen Indonesia Lebih Memilih Produk Lokal di E-Commerce
Bahkan peluasan sayap usaha pun semakin
agresif pada 1974. Giant mendirikan Teng Minimarket Center di Bangsar.
Selanjutnya, membuka Giant Supermarket pertama di Kelana Jaya (1982), Giant TMC
Berhad (1984), Giant Superstore di Ulu Kelang (1987), dan Giant Hypermarket di
Plentong, Johor Bahru (1998).
Tidak hanya di Malaysia, Giant pun
melakukan ekspansi ke negara lain seperti Indonesia dan Singapura. Di
Indonesia, Giant dibesarkan oleh PT Hero Supermarket Tbk atau Hero Group yang didirkan
oleh M.S. Kurnia.
Giant di Indonesia
Dikutip dari laman resmi Hero
Group, Hero Supermarket melebarkan sayapnya dan berubah menjadi Giant untuk
segmen Hypermarket. Giant Hypermarket pertama dibuka di Indonesia pada 2002,
berlokasi di Villa Melati Tangerang. Dengan adanya Giant Hypermarket, kebutuhan
penduduk di beberapa kota di Indonesia terpenuhi.
Namun, dari sisi segmen pasar, ada
perbedaan target dari Hero Supermarket dengan Giant. Hero Supermarket dibuka
untuk pelanggan yang menginginkan atmosfir berbelanja yang nyaman dan pelayanan
yang terbaik. Giant Hypermarket dibuka untuk mengakomodasi entusiasme publik
untuk berbelanja dengan pelayanan yang baik dengan harga yang hemat.
PT Hero Supermarket Tbk
mempekerjakan lebih dari 13,700 orang dan melayani pelanggan di 558 gerai. Terhitung
dari 30 Juni 2012 , perusahaan ini telah mengoperasikan 43 gerai Giant
Hypermarket, 130 gerai Hero & Giant supermarket, 241 gerai kesehatan dan
kecantikan Guardian dan 144 gerai Starmart.
Baca juga: Tiga Tantangan UMKM dan Marketplace di Masa Pandemi
Pada 2013, identitas Giant berubah
dari Giant Hypermarket menjadi Giant Extra. Sedangkan Giant Supermarket menjadi
Giant Express. Kedua nama tersebut mempunyai perbedaan dari sisi format dan
target pasar pembelinya.
Giant
Ekstra merupakan bagian dari segmen bisnis makanan dengan format hypermarket yang menawarkan berbagai
macam produk kebutuhan sehari-hari seperti makanan, produk segar, serta produk
perawatan tubuh, Giant Ekstra juga menawarkan berbagai macam peralatan rumah
tangga, pakaian, serta barang-barang perabotan rumah.
Sementara
Giant Ekspres merupakan toko dengan format supermarket
milik HERO Group yang berbagai macam produk masyarakat dengan mengutamakan
efisiensi serta kenyamanan berbelanja. toko Giant Ekspress terletak di lokasi
strategis dekat kawasan pemukiman warga agar dapat membantu masyarakat memenuhi
kebutuhan belanja harian dan mingguan.
Giant Tutup
Dalam lima tahun masa kejayaan sejak 2013, Giant mulai menutup satu per satu gerainya di Indonesia. Setidaknya pada 2018, ada sekitar 26 gerai Giant yang terpaksa harus tidak beroperasi lagi. Kemudian 2019, Giant kembali menutup tiga gerai Giant Extra dan tiga gerai Giant Express. Sehingga per 31 Mei 2019, HERO hanya memiliki sekitar 125 gerai Giant.
Sampai pada
26 Mei 2021, PT Hero Supermarket Tbk mengumumkan akan menutup semua gerai Giant
yang ada di Indonesia pada akhir Juli 2021. Salah satu alasannya adalah
perusahaan akan lebih fokus pada bisnis merek dagang lain, yakni IKEA,
Guardian, dan Hero Supermarket.
Baca juga: Enam Marketplace Terpopuler di Media selama Ramadan 2021
Kabar
penutupan gerai Giant ini menjadi viral karena banyak karyawan yang merasa
terpukul atas keputusan tersebut. Berdasarkan laporan keuangannya, sejak akhir
periode Desember 2017 hingga 31 Maret 2021 perusahaan telah mengurangi jumlah
karyawan hingga 6.667 orang.
Pada
laporan keuangan pada 31 Desember 2018, jumlah karyawan Giant sebanyak 13.734
orang. Jumlah tersebut turun dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang
mencapai 14.642 karyawan.
Kemudian pada 2019, jumlah karyawan Giant kembali turun menjadi 9.917 orang dan sepanjang 2020, tidak terjadi pengurangan karyawan. Namun, pada periode tiga bulan awal 2021, Giant mengurangi jumlah karyawan sebanyak 1.942 orang.