Jumlah Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Masih Rendah
Banyak
tantangan yang dihadapi oleh BPJS Ketenagakerjaan. Salah satunya
tingkat kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan yang masih rendah. Padahal, Banyak
angkatan kerja memenuhi kriteria dan berhak menjadi peserta jaminan sosial
ketenagakerjaan, namun ternyata belum memiliki kartu BPJS Ketenagakerjaan.
Hal itu
disampaikan oleh Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo. Saat
ini, ada 128,45 juta orang angkatan kerja yang ada di Indonesia. Namun, baru
sekitar 90 juta orang saja yang memenuhi kriteria atau berhak menjadi peserta
jaminan sosial ketenagakerjaan.
Sayangnya,
tidak semua angkatan kerja yang memenuhi kriteria atau berhak menjadi peserta jaminan
sosial ketenagakerjaan itu memiliki kartu BPJS Ketenagakerjaan. “Ada sekitar 48,64
juta pekerja telah memiliki kartu BPJS Ketenagakerjaan,” ucap Anggoro.
Baca juga: Sepanjang 2020, Jumlah Peserta BPJS Ketenagakerjaan Menurun
Disayangkan
lagi, dari semua pemegang kartu BPJS Ketenagakerjaan tersebut tidak semuanya
aktif. Hanya sekitar 27,8 juta orang pekerja yang masih membayar iuran secara
rutin. Dengan capaian ini cakupan peserta aktif baru 30,3 persen dari total
pekerja yang berhak menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Melihat
kondisi tersebut, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan jumlah peserta aktif dapay
mencapai 37 juta orang hingga akhir tahun nanti. “Targetnya menyasar para
pekerja transportasi online, pekerja
mandiri, dan online merchant yang
belum menjadi peserta,” ungkapnya.
Berdasarkan
data Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) Indonesia, pada awal kuartal II 2020 sudah
terdapat empat juta pengemudi ojek online
dan jumlahnya berpotensi terus meningkat saat ini. Jumlah tersebut menjadi
sasaran potensial bagi badan layanan publik itu untuk bisa mendongkrak tingkat
kepesertaan.
Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Naikkan Manfaat Program JKK dan JKM
Anggoro mengungkapkan,
salah satu penyebab kurangnya jumlah peserta dan tingkat kepesertaan aktif
adalah minimnya pengetahuan para pekerja terkait manfaat jaminan sosial
ketenagakerjaan. “Mereka belum banyak mendengar kemudahan-kemudahan pada
saat klaim, karena asuransi stigmanya gampang iurnya susah klaimnya,” terang
Anggoro.
Di segmen
penerma upah (PU), BPJS Ketenagakerjaan akan meningkatkan cakupan ke beberapa
sektor, seperti usaha kecil dan menengah (UKM) serta koperasi, pekerja
perkebunan, pekerja non aparatur sipil negara, hingga penerima kredit usaha
rakyat (KUR).
Terdapat 29,08 juta orang yang potensial menjadi peserta di segmen ini. Lalu, di segmen bukan penerima upah (BPU), selain pengemudi ojek online juga menyasar para petani, peserta vokasi, nelayan, hingga badan usaha milik desa (BUMDes). Terdapat 51,12 juta orang yang potensial menjadi peserta di segmen ini.