Kebangkitan Ekonomi Syariah Indonesia dalam Potret Indonesia ALAMI Fest 2021
Indonesia punya peluang besar sebagai pemimpin ekonomi
syariah di dunia seiring dengan potensi jumlah penduduk muslim yang ada. Hal
itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam
gelaran Indonesia ALAMI Fest 2021.
Masih banyak peluang untuk dilakukan pengembangan, saya
dengar ALAMI telah mengantongi banyak penghargaan, tentu ini bisa menjadi
potensi untuk membantu UMKM naik kelas melalui P2P financing,” ungkapnya.
Menyoal potensi infrastruktur ekonomi syariah dalam mengantarkan
Indonesia menuju negara ekonomi terbesar dunia, Ekonom dan Komisaris INDEF
Aviliani menyatakan banyak hal yang perlu dibenahi.
Baca juga: Potensi Perempuan sebagai Penggerak Ekonomi Syariah
“Pertama edukasi, industri syariah ini konteksnya bukan
selalu tentang agama, tetapi prinsip ekonominya. Ini yang masyarakat dan UMKM
perlu banyak edukasi. Saat ini ekonomi syariah kita belum bisa jadi raksasa,
karena pertumbuhannya lambat, produk keuangannya terbatas,” katanya.
Padahal, lanjut Aviliani, sejak 2008-2020 ini Indonesia sudah mengalami delapan kali krisis, baik pandemi dan krisis keuangan sebelumnya. Selama periode itu pula, ekonomi syariah bisa survive. Setidaknya, untuk bisa menjadi giant, ada tiga hal yang bisa digenjot lagi oleh pemerintah kita, yaitu dari sisi insentif fiskal, pembiayaan, dan mendorong ekspor produk halal dari Indonesia.
Sementara itu, Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan
Syariah Bank Indonesia M. Anwar Bashori mengungkapkan fakta di saat penyaluran
pembiayaan konvensional minus, namun pembiayaan syariah justru
naik 8 persen. “Di sisi lain, Bank Indonesia juga gencar mengembangkan
pilar-pilar seperti dynamic halal
value chain (HVC), kelembagaan, dan infrastruktur pendukung,”
ungkapnya.
Beranjak ke ranah investasi, Komisaris Bursa Efek
Indonesia Pandu Sjahrir menyebut investor ritel muda juga mulai melirik
diversifikasi investasi berbasis syariah, salah satunya di ranah
pembiayaan. Investor di bawah usia 40 tahun mencapai 76,7 persen di tahun
2020.
Baca juga: Peran Perempuan dalam Pengembangan Ekonomi Syariah
“Di sini, ALAMI punya potensi yang amat besar untuk
merangkul masyarakat underbanked,
unbanked, dan juga bank tradisional
untuk memilih alternatif investasi syariah. Saya salut dan bangga dengan ALAMI,
karena ini bukan lagi startup tapi sudah terbukti tumbuh
eksponensial,” paparnya.
Salah satunya soal dorongan inovasi yang paling relevan
dengan permintaan masyarakat. CEO Bukalapak Rachmad Kaimuddin menyatakan
dalam hal apapun yang dikerjakan harus selalu memperhatikan inovasi apa yang
diperlukan masyarakat, sambil tetap memperhatikan apa yang dilarang.
“Inovasi dan belajar sama-sama harus jalan terus. Terlebih lagi, ekonomi syariah bukan hanya pemerataan kekayaan, tetapi juga penciptaan nilai tambah dan dilakukan secara beretika,” kata Rachmad.