Sustainable Finance untuk Menuju Indonesia Lebih Hijau
Bank DBS Indonesia sebagai lembaga
keuangan yang aktif menyuarakan pentingnya sustainability
dalam praktik bisnisnya memberikan pandangan positif mengenai sustainable finance dan tren
perekonomian hijau atau green economy.
Melalui acara DBS Asian Insights Conference (AIC) 2021 yang
akan diadakan pada 22 Maret 2021, Bank DBS Indonesia menghadirkan pakar ekonomi
untuk memberikan pandangannya mengenai prospek perekonomian di Indonesia,
salah satu panelnya akan membahas sustainable
financial dan green economy.
DBS AIC 2021 juga merupakan salah satu bentuk komitmen Bank
DBS Indonesia sebagai lembaga keuangan yang mengimplementasikan prinsip
berkelanjutan (sustainability) dalam
sistem perbankannya.
Baca juga: DBS Treasures Hadirkan Transfromasi Strategi Manajemen Kekayaan
Head of Group Strategic and Marketing Communication, PT Bank
DBS Indonesia Mona Monika mengatakan, Bank DBS Indonesia melihat bahwa prospek sustainability business di Indonesia
akan semakin meningkat. Hal ini terlihat dari adanya perubahan tren bisnis sejak pandemi Covid-19,
dimana bisnis mulai berfokus kepada prinsip sustainability.
“Terlebih lagi, Bank DBS telah menanamkan prinsip sustainability sebagai prinsip utama
dalam praktik bisnis kami sejak 2014, untuk itu, sangat penting bagi Bank DBS
Indonesia untuk mulai menggencarkan layanan dan produk perbankan yang
berasaskan pada ESG agar masyarakat Indonesia mulai sadar akan pentingnya isu sustainability,” ujarnya.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, pandemi
Covid-19 menjadi momentum beralih dari pendekatan ekonomi konvensional (business as usual) menuju pembangunan
ekonomi hijau yang dapat membangkitkan perekonomian dan menciptakan lapangan
kerja yang berkelanjutan.
Baca juga: Saatnya Investor Melirik Startup Daerah
Dari sisi pembiayaan, Indonesia telah menerbitkan Sovereign
Global Green Sukuk setiap tahunnya sejak 2018. Pada Juni 2020, total Global
Green Sukuk yang berhasil dihimpun mencapai USD750 juta dengan investor hijau
mencapai 33,74 persen atau meningkat 29 persen dari tahun sebelumnya. Hingga
November 2020, total Green Sukuk Retail mencapai Rp5,42 triliun.
Selama lima tahun terakhir rata-rata belanja Kementerian/Lembaga untuk perubahan iklim mencapai Rp86,7 triliun per tahun. Sekitar 88,1 persen merupakan belanja untuk infrastruktur hijau (green infrastructure), dan 11,9 persen untuk perumusan regulasi terkait perubahan iklim, pemberdayaan masyarakat, dan sebagainya.