Maybank Indonesia Raih Laba Bersih Rp1,3 triliun di Masa Pandemi
PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia) mengumumkan laporan
keuangan sepanjang 2020 dengan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non
pengendali (PATAMI) sebesar Rp1,3 triliun. Laba bersih pada masa pendemi
tersebut menurun dibandingkan pada 2019 yang mencapai Rp1,8 triliun.
Maybank mencatat peningkatan yang signifikan pada
transaksi digital banking baik
di segmen ritel maupun korporasi seiring dengan meningkatnya penggunaan
layanan digital di tengah kondisi pandemi Covid-19. Total volume transaksi yang
dilakukan melalui M2U (platform digital banking untuk nasabah ritel)
di tahun 2020 melonjak 110 persen menjadi 10 juta transaksi.
Baca juga: Total Pembiayaan Maybank Syariah Tumbuh Rp398 Miliar
Berikut ini ikhtisar laporan keuangan konsolidasi Maybank
Indonesia per 31 Desember 2020.
Pertumbuhan
untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2020 dibandingkan tahun
keuangan yang berakhir 31 Desember 2019: 1. Laba
Bersih Setelah Pajak dan Kepentingan Non Pengendali (PATAMI) tercatat sebesar
Rp1,3 triliun, 2. Pertumbuhan
signifikan Fee Income dari Global Market dan Wealth
Management: ● Pertumbuhan fees terkait Global
Market, yang melesat naik 98,0 persen mencapai Rp681miliar. ● Pertumbuhan fees terkait
Wealth Management sebesar 51,7 persen mencapai Rp152 miliar. ● Pertumbuhan fees terkait Bancassurance sebesar
10,2 persen mencapai Rp158 miliar. 3. Simpanan
nasabah masih bertumbuh 4,0 persen menjadi Rp115,0 triliun dari Rp110,6
triliun. 4. Total dana
berbiaya rendah (CASA) bertumbuh 13,0 persen menjadi Rp45,8 triliun. 5. Kredit Global
Banking bertumbuh sebesar 7,4 persen. 6. Biaya overhead dapat
ditekan secara efektif, turun 10,7 persen dibanding tahun sebelumnya. 7. Aset
Perbankan Syariah bertumbuh 8,1 persen menjadi Rp35,3 triliun, berkontribusi
sebesar 20,4 persen terhadap total aset Maybank secara konsolidasian. 8. Dana
nasabah pada Perbankan Syariah meningkat 7,8 persen menjadi Rp27,4 triliun,
yang didukung oleh pertumbuhan Tabungan Syariah sebesar 28,6 persen. 9. Financing-to-Deposit
Ratio (FDR) tercatat sebesar 95,3 persen per Desember 2020, naik dari
94,0 persen per Desember 2019. 10. Struktur
permodalan Maybank sangat kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR)
tercatat pada level 24,3 persen, dengan total modal sebesar Rp27,1 triliun. 11. Pertumbuhan
signifikan pada total transaksi digital banking di 2020: ● Transaksi nasabah
ritel melonjak 110 persen, menyentuh 10 juta transaksi. ● Transaksi nasabah korporasi naik 36,2 persen menjadi 970.000 transaksi. |
(semua prosentase yang disampaikan
berdasarkan pertumbuhan selama tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 kecuali
dinyatakan berbeda)
Perbankan Syariah
Perbankan syariah berkontribusi
sebesar 16,2 persen terhadap laba Maybank dan menyumbang 20,4 persen dari total
aset konsolidasi Maybank. Meskipun di tengah kondisi yang penuh tantangan,
Perbankan syariah tetap mencatat pertumbuhan total aset yang sehat, yakni
mencapai Rp35,3 triliun pada Desember 2020 atau naik 8,1 persen dari Rp32,6
triliun pada Desember 2019.
Baca juga: Maybank Siap Fasilitasi Pembiayaan Vaksin Covid-19 ke Biofarma
Total simpanan nasabah naik 7,8 persen menjadi Rp27,4
triliun dari Rp25,5 triliun, didukung oleh pertumbuhan tabungan syariah sebesar
28,6 persen. Kualitas aset perbankan syariah sedikit mengalami tekanan akibat
pandemi. Tingkat Non-Performing Financing (NPF) menjadi 3,2 persen (gross) dan 2,1 persen (net) pada Desember 2020, naik dari 2,0
persen (gross) dan 1,6 persen (net) pada Desember 2019.
Strategi “Sharia First” dan implementasi leverage model pada Unit Usaha Syariah berperan penting peningkatan kinerja Perbankan Syariah Maybank Indonesia. Dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJKO, Leverage Model pada Unit Usaha Syariah diperbolehkan untuk mengakses seluruh sumber daya Maybank untuk mengembangkan dan memasarkan produk berbasis syariah. Hal ini yang mendongkrak pertumbuhan aset perbankan syariah dalam lima tahun terakhir, yakni sebesar 17,1 persen.