Berapa Persen Dana yang Disisihkan untuk Pendidikan Anak?
Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak
seperti menjamin pendidikannya. Namun di sisi lain, dana pendidikan anak setiap tahun
semakin mahal. Oleh karena itu, setiap orangtua harus menyiapkannya sedari awal
karena biaya sekolah berifat jangka panjang.
Jebakan yang sering dialami oleh para orangtua adalah terus menunda-nunda menyisihkan biaya pendidikan
anak. Alhasil, ketika dibutuhkan, orangtua akan kebingungan mencari
sumber dana untuk membayar biaya sekolah.
Pada akhirnya, tidak sedikit orangtua terjerembab dalam
jerat utang. Pilihan lainnya adalah terpaksa memasukkan anak ke sekolah yang
kurang berkualitas. Padahal jika dana pendidikan anak disiapkan sejak awal,
maka pilihan itu bisa dihindari.
Baca juga: Lindungi Anak dengan Memberi Jaminan Pendidikan
Banyak orangtua mengatakan, sulit untuk bisa menabung untuk pendidikan anak. “Jangankan untuk
menyisihkan buat pendidikan anak, buat makan saja sudah susah,” begitu
kira-kita yang perkataan yang sering didengar.
Namun haruskah demikian? Tidak ada yang tidak mungkin jika
mau berusaha. Hal itu juga berlaku pada usaha mengumpulkan uang sekolah anak.
Buktinya, masih banyak orangtua dengan kondisi yang sulit tetap bisa berhasil
melakukannya. Bagaimana caranya?
1. Perencanaan Anggaran Pendidikan
Caranya dengan melakukan survei harga uang masuk di sekolah-sekolah yang menjadi tujuan dari TK hingga perguruan tinggi. Catat dan jangan lupa untuk menambahkan kenaikan harga akibat inflasi biaya Pendidikan sebesar 10-15 persen per tahun.
Salah satu referensi dalam perencanaan keuangan adalah rumus
10 + 20 + 30 + 40. 10 persen adalah untuk kebaikan (zakat). Sebanyak 20 persen
untuk masa depan, seperti dana pensiun maupun tabungan pendidikan anak. Lalu,
30 persen untuk cicilan semisal cicilan mobil atau rumah. Sedangkan 40 persen
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Apabila Anda tidak memiliki cicilan, maka alokasi cicilan
dapat dialihkan untuk dana masa depan ataupun kebutuhan sehari-hari. Apabila
Anda tidak memiliki cicilan, maka alokasi cicilan dapat dialihkan untuk dana
masa depan ataupun kebutuhan.
2. Pilih Instrumen Pendidikan Anak
Pilihlah instrumen tabungan pendidikan, asuransi pendidikan atau instrumen
lainnya yang bisa diandalkan sebagai sumber dana pendidikan anak. Apabila
targetnya adalah kepastian uang sekolah anak hingga kuliah, Anda dapat
menggunakan tabungan pendidikan ataupun asuransi pendidikan anak.
Baca juga: Bagaimana Cara Memilih Asuransi Pendidikan Anak yang Tepat?
Tabungan pendidikan diselenggarakan oleh Bank, sedangkan
asuransi pendidikan disediakan oleh lembaga jasa keuangan non-bank yang
merupakan pengembangan dari produk asuransi jiwa. Inilah nilai plus yang
dimiliki asuransi pendidikan.
Bila orang tua meninggal atau mengalami cacat, anak akan
mendapat dana santunan, dan juga dana pendidikan yang akan dibayarkan oleh
perusahaan sesuai dengan jadwal pencairan yang ada di buku perjanjian polis.
Kemudian secara otomatis kewajiban untuk membayar premi akan berakhir.
Jadi, Anda sebagai orangtua tidak perlu menunggu hingga anak
besar atau masuk usia sekolah. Lebih cepat menabung akan jauh lebih baik. Ingat,
menyiapkan dana pendidikan anak adalah merupakan tanggung jawab setiap orangtua.