Minat Beli Properti Tetap Tinggi di Masa Pandemi
Masih diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) maupun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ternyata turut
mempengaruhi bagaimana pencari rumah mendapatkan informasi
tentang hunian yang akan dibeli termasuk ketika ingin melihat langsung unit
idaman mereka.
Hal tersebut juga tercermin dari hasil survei Rumah.com
Consumer Sentiment Study H1 2021, dimana 48 persen responden menyatakan
kesulitannya melihat secara langsung unit hunian yang akan dibeli. Angka ini
naik sebesar 3 persen dibandingkan survei pada semester sebelumnya.
Baca juga: Proyeksi Pasar Properti 2021 Masih Jadi Buyers Market
Selain itu 38 persen responden mengalami kesulitan atau
keterlambatan untuk mendapatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di masa pandemi seperti sekarang
ini. Angka ini merupakan kenaikan sebesar 5 persen dibandingkan survei pada
semester sebelumnya.
Di sisi investor properti, meskipun mayoritas saat ini masih
ragu untuk berinvestasi namun sekitar 1 dari 4 investor atau 23 persen
responden melihat periode ini sebagai saat yang bagus untuk melakukan investasi
properti.
Baca juga: Ekonomi Diprediksi Pulih, Bagaimana dengan Sektor Properti
Sementara, 40 persen responden lainnya memilih untuk menunggu
melakukan investasi properti sampai pandemi
sudah selesai. Sekitar 17 persen responden menyatakan tidak ada perubahan dalam
rencana investasinya dan 14 persen responden lainnya menyatakan ragu untuk
berinvestasi properti sekarang.
Maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan karyawan yang dirumahkan yang menyebabkan tidak stabilnya pekerjaan ataupun gaji menjadi kekuatiran utama bagi karyawan untuk mengambil Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Sementara itu uang muka yang tidak terjangkau juga masih
menjadi kendala bagi mereka yang akan membeli rumah. Hal tersebut dinyatakan
oleh 42 persen responden dimana angka ini merupakan penurunan dari 51 responden
pada survei semester sebelumnya.
Positifnya, tren masyarakat untuk memiliki properti sendiri
ke depannya juga tetap tinggi. Bahkan, minat membeli properti untuk dijadikan
sarana investasi terlihat tumbuh secara drastis dibandingkan dengan semester
sebelumnya.
Baca juga: Kilas Balik Pasar Properti 2020
Tetap tingginya minat masyarakat untuk membeli properti
tersebut juga sejalan dengan adanya kenaikan kepuasan masyarakat terhadap
tindakan dan kebijakan pemerintah untuk menstabilkan pasar properti khususnya
dalam situasi krisis seperti sekarang ini.
Hal ini dinyatakan oleh 45 persen responden yang menyatakan
kepuasannya, naik drastis dari hanya 32 responden pada semester sebelumnya.
Sementara yang menyatakan ketidakpuasannya hanya 16 persen responden, mengalami
penurunan dari 24 persen responden pada semester sebelumnya.
Secara umum masyarakat mengharapkan pemerintah mengeluarkan kebijakan dan tindakan terutama agar bisa menurunkan suku bunga KPR dinyatakan, menurunkan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), menurunkan besaran uang muka, memperpanjang jangka waktu tenor pinjaman, dan penundaan pembayaran cicilan selama pandemi.