Peran Perbankan dalam Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi
Pandemi COVID-19 selama hampir satu tahun telah menyebabkan
kondisi perekonomian dunia melemah dan memicu resesi ekonomi global. Berbeda
dengan krisis Asia maupun krisis global yang pernah terjadi sebelumnya, dampak
pandemi COVID-19 terasa di segala sektor, tidak terkecuali sektor keuangan.
Oleh karena itu, lembaga keuangan seperti perbankan berperan penting memastikan kondisi ekonomi dalam
keadaan stabil selama pandemi COVID-19 masih berlangsung. Dalam laporan
mingguan Bank DBS Indonesia terbaru disebutkan
peran bank sangat signifikan untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Laporan yang bertajuk Asia’s
Banks, Problem or Solution? tersebut menekankan bahwa bank-bank di Asia
masih memiliki neraca keuangan yang relatif kuat sehingga dapat secara aktif
terlibat dalam program pinjaman dan kebijakan yang fleksibel.
Baca juga: Tantangan Industri Perbankan di Tahun 2021
“Di Asia, sebagian besar bank dalam kondisi yang baik sejauh
ini. Rasio kecukupan modal secara keseluruhan telah meningkat atau tetap datar
di sebagian besar negara dalam dekade terakhir,” tulis laporan yang terbit
pada 12 Oktober 2020.
Rasio kecukupan
modal secara keseluruhan relatif stagnan di sebagian besar negara, kecuali
India dan Filipina. Sementara itu, tier 1
capital buffers menunjukkan tren peningkatan berkat didorong oleh
regulasi yang kuat dari Bank for International Settlements (BIS) dan otoritas
keuangan nasional.
Sayangnya,
pandemi semakin memperburuk perekonomian, sehingga bank diprediksikan akan menghadapi
persoalan peningkatan kredit macet. Meski demikian, suku bunga rendah dan
peraturan yang lebih fleksibel kemungkinan akan menekan adanya risiko ini.
Baca juga: Peran Perbankan dalam Memberi Dampak Sosial di Masyarakat
Oleh karena
itu, sejak awal tahun 2020 ketika pandemi COVID-19 berpotensi menyebabkan
krisis ekonomi global. General Manager BIS Agustin Carstens menyerukan
pentingnya peran bank untuk mengatasi ancaman resesi yang telah di depan mata.
Menurutnya,
bank harus menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. “Sekaranglah
waktunya untuk memanfaatkan akumulasi penyangga neraca yang telah ditingkatkan
saat masa keemasan sebelumnya," ujar Carstens seperti dikutip dari
Financial Times.
Dalam laporan Bank DBS Indonesia tersebut, sektor perbankan
diprediksikan siap untuk mendukung penyelesaian krisis yang sedang berlangsung,
meskipun bukan berarti tanpa risiko sama sekali. Oleh karena itu, meskipun
industri perbankan akan tetap siap mengawal pemulihan perekonomian nasional, tetapi
akan tetap memperhatikan beberapa kondisi.